Apakah
dampak psikologis melahirkan di usia remaja bagi sang ibu?
Psikologis remaja bisa saja terganggu akibat kehamilan yang dialaminya. Menjadi pendiam,
murung, dan ingin sendiri adalah kemungkinan yang bisa muncul. Kehamilan pada
usia remaja akan sangat membuat orang tua terpukul dan membuat anak menyesal.
Bisa saja sekolah mengeluarkan remaja tersebut dengan tidak hormat dan anak
akan merasa sangat malu pada teman-temannya. Kepercayaan diri anak bisa saja
menurun drastis. Semua rasa yang bercampur didalam hatinya yaitu takut, malu,
cemas, menyesal, dan bersalah menjadi satu dan sangat mengganggu psikologisnya.
Pendidikannya
akan sangat terganggu dan lingkungan sekitar akan terus mengingatkan sebagai
anak yang pernah hamil di luar nikah. Peran orang tua sangat penting untuk
membangun kembali semangat dan kepercayaan diri anak. Efek trauma yang mungkin
akan terjadi pada remaja yang hamil.
Kini
pergaulan remaja semakin bebas, segala hal yang ingin dia dapatkan, dapat
diperoleh dengan mudah dari internet dan media lain. Inilah yang membuat mereka
semakin penasaran dan mencoba. Sebenarnya orangtua bisa mencegah terjadinya
kehamilan di luar nikah ini, yaitu dengan menjadi sabahat yang sekalu dekat
dengannya, bukan melarangnya dengan kasar.
Jika anak
remaja terlanjur melakukan hal yang salah dan akhirnya hamil, ini akan sangat
membuat semua keluarga terpukul, bahkan akan ada dampak traumatis terhadap
anak, beberapa efek trauma yang mungkin muncul adalah:
- Hilangnya kesempatan belajar. Remaja yang hamil pasti tidak diterima di sekolah manapun, bahkan akan dikeluarkan dari sekolahnya. Selain berpengaruh pada kesempatan belajarnya, pengeluaran dari sekolah ini akan sangat mengganggu psikologisnya, dia akan merasa sangat malu pada teman-teman di sekolahnya dan lingkungannya. Buruknya dampak psikologis melahirkan di usia remaja bagi sang ibu akan sangat terasa sekali pada saat ini.
- Dikucilkan di lingkungannya. Masyarakat Indonesia masih merasa tabu dengan kehamilan di luar nikah, hal ini pasti menjadi perbincangan serius dan membuat remaja yang hamil merasa terkucilkan.
- Kacaunya emosional. Remaja yang mengalami kehamilan dan melahirkan akan merasa sangat terganggu dan merasa selalu bersalah. Ini akan sangat menganggu emosinya dan membuatnya mudah marah atau mudah menangis.
- Kekacauan psikologis. Semua hal yang dialaminya sendiri, mulai dari dikeluarkan dari sekolah, dikucilkan masyarakat, psoses kehamilan, dan melahirkan akan sangat menganggu psikologisnya.
Banyak
remaja yang memiliki anak cenderung mengabaikan bayinya yang akhirnya diurus
oleh neneknya. Semua tekanan ini bisa membuatnya depresi dan menganggu
mentalnya. Semua dampak ini tentu saja tidak baik, karena itu sebaiknya
kehamilan diusia remaja harus diminimalisir.
Banyak
sekali hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kehamilan di usia
remaja. Yang
paling penting adalah peran orang tua dalam mengarahkan anaknya ke arah yang
positif. Remaja adalah usia yang labil yang belum banyak mengetahui sebab
akibat. Mereka hanya menikmati apa yang sedang mereka lakukan dan tidak terlalu
peduli apa yang akan mereka terima. Pengetahuan orang tua tentang perkebangan
anak dan perkembangan teknologi sangat penting. Orang tua harus selalu
mengawasi anak remajanya, pergaulannya, sikapnya, dan apa yang ditontonnya.
Semua ini sangat berpengaruh dengan tingkah lakunya. Kemudahan untuk mengakses
media internet dan mendapatkan sesuatu yang belum seharusnya diketahui bisa
membuatnya penasaran dan ingin mencoba.
Orang tua
sebaiknya memberikan pemahaman yang baik tentang hubungan seksual kepada
remaja. Jangan anggap pembicaraan tentang seksual dengan remaja adalah hal yang
tabu. Pilihlah bahasa yang baik dan tepat untuk menjelaskan apa itu hubungan
seksual dan apa akibatnya jika dilakukan tidak pada waktunya. Jika mendidik
anak remaja dengan baik, maka dampak psikologis
melahirkan di usia
remaja bagi sang ibu akan menurun.
0 komentar:
Posting Komentar