Selasa, 02 April 2013

Dampak Psikologis Melahirkan Di Usia Remaja Bagi Sang Ibu



Apakah dampak psikologis melahirkan di usia remaja bagi sang ibu? Psikologis remaja bisa saja terganggu akibat kehamilan yang dialaminya. Menjadi pendiam, murung, dan ingin sendiri adalah kemungkinan yang bisa muncul. Kehamilan pada usia remaja akan sangat membuat orang tua terpukul dan membuat anak menyesal. Bisa saja sekolah mengeluarkan remaja tersebut dengan tidak hormat dan anak akan merasa sangat malu pada teman-temannya. Kepercayaan diri anak bisa saja menurun drastis. Semua rasa yang bercampur didalam hatinya yaitu takut, malu, cemas, menyesal, dan bersalah menjadi satu dan sangat mengganggu psikologisnya.
Pendidikannya akan sangat terganggu dan lingkungan sekitar akan terus mengingatkan sebagai anak yang pernah hamil di luar nikah. Peran orang tua sangat penting untuk membangun kembali semangat dan kepercayaan diri anak. Efek trauma yang mungkin akan terjadi pada remaja yang hamil.
Kini pergaulan remaja semakin bebas, segala hal yang ingin dia dapatkan, dapat diperoleh dengan mudah dari internet dan media lain. Inilah yang membuat mereka semakin penasaran dan mencoba. Sebenarnya orangtua bisa mencegah terjadinya kehamilan di luar nikah ini, yaitu dengan menjadi sabahat yang sekalu dekat dengannya, bukan melarangnya dengan kasar.
Jika anak remaja terlanjur melakukan hal yang salah dan akhirnya hamil, ini akan sangat membuat semua keluarga terpukul, bahkan akan ada dampak traumatis terhadap anak, beberapa efek trauma yang mungkin muncul adalah:
  1. Hilangnya kesempatan belajar. Remaja yang hamil pasti tidak diterima di sekolah manapun, bahkan akan dikeluarkan dari sekolahnya. Selain berpengaruh pada kesempatan belajarnya, pengeluaran dari sekolah ini akan sangat mengganggu psikologisnya, dia akan merasa sangat malu pada teman-teman di sekolahnya dan lingkungannya. Buruknya dampak psikologis melahirkan di usia remaja bagi sang ibu akan sangat terasa sekali pada saat ini.
  2. Dikucilkan di lingkungannya. Masyarakat Indonesia masih merasa tabu dengan kehamilan di luar nikah, hal ini pasti menjadi perbincangan serius dan membuat remaja yang hamil merasa terkucilkan.
  3. Kacaunya emosional. Remaja yang mengalami kehamilan dan melahirkan akan merasa sangat terganggu dan merasa selalu bersalah. Ini akan sangat menganggu emosinya dan membuatnya mudah marah atau mudah menangis.
  4. Kekacauan psikologis. Semua hal yang dialaminya sendiri, mulai dari dikeluarkan dari sekolah, dikucilkan masyarakat, psoses kehamilan, dan melahirkan akan sangat menganggu psikologisnya.
Banyak remaja yang memiliki anak cenderung mengabaikan bayinya yang akhirnya diurus oleh neneknya. Semua tekanan ini bisa membuatnya depresi dan menganggu mentalnya. Semua dampak ini tentu saja tidak baik, karena itu sebaiknya kehamilan diusia remaja harus diminimalisir.
Banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kehamilan di usia remaja. Yang paling penting adalah peran orang tua dalam mengarahkan anaknya ke arah yang positif. Remaja adalah usia yang labil yang belum banyak mengetahui sebab akibat. Mereka hanya menikmati apa yang sedang mereka lakukan dan tidak terlalu peduli apa yang akan mereka terima. Pengetahuan orang tua tentang perkebangan anak dan perkembangan teknologi sangat penting. Orang tua harus selalu mengawasi anak remajanya, pergaulannya, sikapnya, dan apa yang ditontonnya. Semua ini sangat berpengaruh dengan tingkah lakunya. Kemudahan untuk mengakses media internet dan mendapatkan sesuatu yang belum seharusnya diketahui bisa membuatnya penasaran dan ingin mencoba.
Orang tua sebaiknya memberikan pemahaman yang baik tentang hubungan seksual kepada remaja. Jangan anggap pembicaraan tentang seksual dengan remaja adalah hal yang tabu. Pilihlah bahasa yang baik dan tepat untuk menjelaskan apa itu hubungan seksual dan apa akibatnya jika dilakukan tidak pada waktunya. Jika mendidik anak remaja dengan baik, maka dampak psikologis melahirkan di usia remaja bagi sang ibu akan menurun.

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates