Anak-anak
merupakan masa yang kritis bagi pertumbuhan seseorang yang akan
menentukan apakah ia akan tumbuh sehat dan normal atau tidak. Makanan
merupakan salah satu faktor penting dalam hal ini. Tercukupi atau
tidaknya asupan nutrisi dalam makanan, sehat atau tidaknya makanan, akan
sangat mempengaruhi ketika anak menjadi dewasa, baik fisik maupun
mental.
Mengatur makanan anak merupakan hal yang sangat sulit,
karena anak mendapat asupan makanan tidak hanya di rumah, tetapi juga
jajanan di lingkungan sekitar dan di sekolah. Apalagi jaman sekarang
ini, makanan serba instant, serba mengandung pengawet, serba mengandung
pewarna, dan berbagai zat kimia lainnya. Dalam hal ini pengawasan orang
tua mutlak diperlukan.
Berbagai jenis makanan yang beredar,
seperti makanan ringan, minuman kemasan, sangat menggiurkan bagi
anak-anak. Dikemas dengan begitu menarik dan promosi yang intensif,
makanan instant ini tidak mungkin dihindari kehadirannya di sekitar
kita. Kebanyakan anak cenderung lebih suka mengonsumsi makanan dengan
rasa lezat, rasa manis, bernilai kalori tinggi, tetapi kandungan gizinya
rendah.
Berikut adalah tujuh jenis makanan favorit di kalangan
anak-anak yang sebaiknya dibatasi konsumsinya. Selain karena bernilai
kalori sangat tinggi, makanan ini pun mengandung kadar lemak dan gula
yang tinggi, sehinga dapat memicu obesitas.
1. Chicken Nugget
Makanan
ini paling sering muncul dalam daftar favorit anak-anak. Bahan dasar
nugget ayam biasanya adalah potongan daging ayam beserta kulitnya yang
mengandung lemak tinggi. Selain itu, garam dan sirup jagung yang tinggi
fruktosa (HFCS) sering dipakai untuk menambah rasa.
Sara
penyajian yang digoreng dalam minyak terhidrogenasi membuat nugget
mengandung kadar lemak trans yang tinggi. Belum lagi bila disantap
dengan tambahan saus mayones yang tinggi lemak. Tidak diragukan lagi,
ini adalah makanan yang lezat, tetapi nilai gizinya rendah. Dalam setiap
100 gram nugget ayam (6 potong) diperkirakan mengandung sekitar 300
kalori dengan kadar lemak mencapai 20 gram. Sebagai alternatifnya, Anda
bisa menyajikan daging dada ayam yang dipanggang sendiri di rumah.
Sajikan dengan suasana menyenangkan misalnya menggunakan cetakan kue
untuk memotivasi anak menyantap makanan buatan sendiri di rumah.
2. Sereal berpemanis
Sereal
yang sudah mengandung pemanis merupakan salah satu pilihan favorit si
kecil. Orang tua sebaiknya lebih selektif lagi dalam memilih sereal di
pasaran. Pasalnya, beberapa sereal kini sudah bercampur dengan bahan
pengawet kimia, minyak terhidrogenasi dan pewarna buatan. Sereal yang
berasal dari gandum utuh adalah pilihan terbaik untuk sarapan anak Anda.
Anda dapat membuatnya lebih nikmat dengan menambahkan kacang-kacangan,
kismis, buah dan irisan pisang.
3. Daging olahan
Tidak
dapat dipungkiri bahwa sebagian anak-anak juga menyukai makanan dari
bahan daging olahan seperti sosis, burger dan produk olahan lainnya.
Padahal, konsumsi daging secara berlebihan diketahui dapat menyebabkan
kanker, dan tinggi akan lemak jenuh serta natrium.
Sebuah
penelitian di Los Angeles menyimpulkan, anak-anak yang makan 12 porsi
hot dog per bulan berisiko lebih besar terkena leukemia. Untuk pilihan
yang lebih sehat, konsumsilah produk daging non-olahan seperti ayam
tanpa lemak atau beragam jenis ikan air tawar atau pun ikan laut.
4. Minuman manis
Konsumsi
minuman mengandung gula tinggi seperti jus kemasan atau minuman ringan
secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan kerusakan gigi pada
anak-anak. Rekomendasi dari American Academy of Pediatrics, konsumsi
untuk anak di atas 6 tahun tidak lebih dari 235-350 mililiter.
Untuk
pilihan terbaik, biasakan membuat jus dengan buah-buahan asli di rumah.
Anak-anak juga perlu mendapat edukasi tentang pentingnya minum air
putih. Biasakan anak-anak untuk selalu membawa air putih di dalam tas
mereka.
Jika anak Anda tidak menyukai air putih, Anda dapat
menambahkan sedikit jus buah asli di dalamnya untuk menambah sedikit
rasa. Susu rendah lemak sebagai sumber kalsium, protein dan Vitamin A,
bisa menjadi alternatif pilihan minuman sehat untuk anak-anak.
5. Kentang Goreng
Ini
adalah cemilan populer di kalangan anak-anak dan dewasa. Makanan ini
memiliki kandungan tinggi lemak, tinggi kalori dan tinggi natrium, dan
digoreng menggunakan minyak terhidrogenasi yang mengandung lemak trans.
Selain
itu, penelitian telah menunjukkan bahwa pemanasan makanan renyah
seperti kentang dalam suhu yang ekstrem memicu zat karsinogen disebut
akrilamida. Anda dapat memilih untuk mengenalkan wortel atau seledri
pada anak-anak dan bukannya kentang goreng. Irisan kentang panggang
dengan sedikit minyak zaitun juga merupakan pilihan yang sehat.
6. Donat
Makanan
ini juga termasuk favorit semua kalangan. Namun sayangnya, nilai
gizinya sangat rendah. Donat adalah makanan berlemak, manis dan tinggi
akan kandungan lemak trans. Hal yang mengejutkan adalah makanan ini
juga sering disajikan sebagai sarapan untuk anak-anak.
Sebaiknya
sajikan donat sebagai makanan penutup, namun tidak di saat sarapan.
Mungkin akan sulit menerapkan hal tersebut pada anak, tetapi anda harus
mulai melakukan kontrol ketat untuk yang satu ini.
7. Pizza
Makanan
ini memang dapat menjadi pilihan yang lebih baik. Tetapi toppingnya
seperti pepperoni atau sosis mengandung nitrat karsinogenik dan nitrat.
Kelebihan jumlah keju juga akan menambah kalori ekstra!
Akan
lebih baik jika Anda menyiapkan pizza berbahan gandum di rumah.
Tambahkan saus jagung yang bebas fruktosa (HFCS), sayur-sayuran, sedikit
keju dan kemudian di panggang.
Ketika anda mendidik anak untuk
makan sehat, sebaiknya anda juga harus memberikan contoh. Ingat, seorang
anak biasanya akan mengamati setiap aktivitas orang terdekatnya. Jadi,
ketika Anda menjalani gaya hidup sehat, anak-anak anda akan belajar
untuk melakukannya.
Cara Makan Sehat yang Harus Dibiasakan Sejak Kecil
Jika
sudah terlanjur menjadi kebiasaan, cara makan yang tidak sehat akan
sulit diubah. Karena itu, untuk mencegah kegemukan dan berbagai
komplikasinya, cara makan yang sehat berikut ini harus mulai dibiasakan
sejak masih anak-anak.
Beberapa mitos yang salah sering memicu
kebiasaan atau pola makan yang tidak sehat pada anak-anak. Salah satu
contohnya adalah banyak orangtua menganggap sarapan sebelum berangkat
sekolah tidak penting karena bisa bikin anak-anak cepat gemuk.
Dr
Saptawati Bardosono, ahli gizi dari Persatuan Dokter Gizi Medik
Indonesia (PDGMI) menegaskan tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa
sarapan bikin gemuk. Justru dengan sarapan, konsentrasi anak di sekolah
lebih bagus sehingga prestasi belajarnya meningkat.
Pola makan yang benar dan sehat untuk anak menurut Dr Tati, demikian ia biasa disapa, adalah sebagai berikut.
1. Jadwal makan yang teratur
Sejak kecil, anak harus dibiasakan untuk
makan sebelum merasa lapar dan berhenti sebelum benar-benar kenyang.
Jadwal makan sebisa mungkin harus teratur dan jangan melewatkan jadwal
makan terutama makan pagi.
2. Makan porsi kecil namun sering
Hindari makan dalam porsi berlebihan,
karena akan membebani sistem pencernaan dan bisa memicu gangguan
metabolisme. Pola makan yang lebih sehat adalah makan sedikit-sedikit
tetapi sering.
3. Hindari makan sambil beraktivitas
Seperti ketika sedang belajar, anak-anak
juga harus menjaga konsentrasi saat makan. Usahakan tidak makan sambil
nonton TV, membaca buku atau bercanda dengan teman-teman karena hal itu
bisa rasa lapar cepat datang kembali.
4. Makanan harus dikunyah sempurna
Pada dasarnya, mengunyah makanan
merupakan proses pencernaan fisik yang masih akan dilanjutkan dengan
pencernaan kimiawi oleh enzim-enzim di lambung dan usus. Jangan
terburu-buru, karena pencernaan fisik yang sempurna di mulut akan sangat
meringankan kerja enzim.
5. Imbangi dengan olahraga dan aktivitas fisik
Kegemukan pada anak dipicu oleh
ketidakseimbangan antara asupan kalori dalam makanan dengan
pembakarannya melalui aktivitas fisik. Makin banyak porsi makan,
olahraga atau permainan fisik harus ditingkatkan sedangkan nonton TV dan
bermain video game harus dikurangi.
Sementara untuk snack atau
makanan ringan, Dr Tati menganjurkan agar tidak mengonsumsi jenis
makanan yang banyak mengandung kalori, garam dan lemak. Ketiga komponen
ini bisa memicu berbagai penyakit seperti obesitas, tekanan darah
tinggi, penyakit jantung, kanker dan diabetes.
Burger dan
gorengan tidak dianjurkan karena tinggi lemak dan kalori, sementara yang
lebih sehat adalah buah, roti gandum dan kacang-kacangan. Susu juga
sehat, namun harus dipilih yang rendah lemak dan laktosa agar tidak
menyebabkan kegemukan.
"Hasil riset kami menunjukkan bahwa salah
satu sumber utama asupan gula berlebih pada anak adalah susu," ungkap Dr
Tati dalam acara parenting class bertema Memilih Jajanan Anak dan
Nutrisi yang Sehat.