Rabu, 09 Oktober 2013

Tujuh Makanan Favorit Anak Yang Tidak Sehat

Anak-anak merupakan masa yang kritis bagi pertumbuhan seseorang yang akan menentukan apakah ia akan tumbuh sehat dan normal atau tidak. Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam hal ini. Tercukupi atau tidaknya asupan nutrisi dalam makanan, sehat atau tidaknya makanan, akan sangat mempengaruhi ketika anak menjadi dewasa, baik fisik maupun mental.

Mengatur makanan anak merupakan hal yang sangat sulit, karena anak mendapat asupan makanan tidak hanya di rumah, tetapi juga jajanan di lingkungan sekitar dan di sekolah. Apalagi jaman sekarang ini, makanan serba instant, serba mengandung pengawet, serba mengandung pewarna, dan berbagai zat kimia lainnya. Dalam hal ini pengawasan orang tua mutlak diperlukan.

Berbagai jenis makanan yang beredar, seperti makanan ringan, minuman kemasan, sangat menggiurkan bagi anak-anak. Dikemas dengan begitu menarik dan promosi yang intensif, makanan instant ini tidak mungkin dihindari kehadirannya di sekitar kita. Kebanyakan anak cenderung lebih suka mengonsumsi makanan dengan rasa lezat, rasa manis, bernilai kalori tinggi, tetapi kandungan gizinya rendah.

Berikut adalah tujuh jenis makanan favorit di kalangan anak-anak yang sebaiknya dibatasi konsumsinya. Selain karena bernilai kalori sangat tinggi, makanan ini pun mengandung kadar lemak dan gula yang tinggi, sehinga dapat memicu obesitas.

1. Chicken Nugget

Makanan ini paling sering muncul dalam daftar favorit anak-anak. Bahan dasar nugget ayam biasanya adalah potongan daging ayam beserta kulitnya yang mengandung lemak tinggi. Selain itu,  garam dan sirup jagung yang tinggi fruktosa (HFCS) sering dipakai untuk menambah rasa.

Sara penyajian yang digoreng dalam minyak terhidrogenasi membuat nugget mengandung kadar lemak trans yang tinggi. Belum lagi bila disantap dengan tambahan saus mayones yang tinggi lemak. Tidak diragukan lagi, ini adalah makanan yang lezat, tetapi nilai gizinya rendah. Dalam setiap 100 gram nugget ayam (6 potong) diperkirakan mengandung sekitar 300 kalori dengan kadar lemak mencapai 20 gram. Sebagai alternatifnya, Anda bisa menyajikan daging dada ayam yang dipanggang sendiri di rumah. Sajikan dengan suasana menyenangkan misalnya menggunakan cetakan kue untuk memotivasi anak menyantap makanan buatan sendiri di rumah.

2. Sereal berpemanis
Sereal yang sudah mengandung pemanis merupakan salah satu pilihan favorit si kecil.  Orang tua sebaiknya lebih selektif lagi dalam memilih sereal di pasaran. Pasalnya, beberapa sereal kini sudah bercampur dengan bahan pengawet kimia, minyak terhidrogenasi dan pewarna buatan. Sereal yang berasal dari gandum utuh adalah pilihan terbaik untuk sarapan anak Anda. Anda dapat membuatnya lebih nikmat dengan menambahkan kacang-kacangan, kismis, buah dan irisan pisang.  

3. Daging olahan
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian anak-anak juga menyukai makanan dari bahan daging olahan seperti sosis, burger dan produk olahan lainnya. Padahal, konsumsi daging secara berlebihan diketahui dapat menyebabkan kanker, dan tinggi akan lemak jenuh serta natrium.

Sebuah penelitian di Los Angeles menyimpulkan, anak-anak yang makan 12 porsi hot dog per bulan berisiko lebih besar terkena leukemia. Untuk pilihan yang lebih sehat, konsumsilah produk daging non-olahan seperti ayam tanpa lemak atau beragam jenis ikan air tawar atau pun ikan laut.  

4. Minuman manis 
Konsumsi minuman mengandung gula tinggi seperti jus kemasan atau minuman ringan secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan kerusakan gigi pada anak-anak. Rekomendasi dari American Academy of Pediatrics, konsumsi untuk anak di atas 6 tahun tidak lebih dari 235-350 mililiter.

Untuk pilihan terbaik, biasakan membuat jus dengan buah-buahan asli di rumah. Anak-anak juga perlu mendapat edukasi  tentang pentingnya minum air putih. Biasakan anak-anak untuk selalu membawa air putih di dalam tas mereka.

Jika anak Anda tidak menyukai air putih, Anda dapat menambahkan sedikit jus buah asli di dalamnya untuk menambah sedikit rasa. Susu rendah lemak sebagai sumber kalsium, protein dan Vitamin A, bisa menjadi alternatif pilihan minuman sehat untuk anak-anak.

5. Kentang Goreng
Ini adalah cemilan populer di kalangan anak-anak dan dewasa. Makanan ini memiliki kandungan tinggi lemak, tinggi kalori dan tinggi natrium, dan digoreng menggunakan minyak terhidrogenasi yang mengandung lemak trans.

Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa pemanasan makanan renyah seperti kentang dalam suhu yang ekstrem memicu zat karsinogen disebut akrilamida. Anda dapat memilih untuk mengenalkan wortel atau seledri pada anak-anak dan bukannya kentang goreng. Irisan kentang panggang dengan sedikit minyak zaitun juga merupakan pilihan yang sehat.  

6. Donat

Makanan ini  juga termasuk favorit semua kalangan. Namun sayangnya, nilai gizinya sangat rendah. Donat adalah makanan berlemak, manis dan tinggi akan kandungan lemak trans. Hal yang mengejutkan adalah  makanan ini juga sering disajikan sebagai sarapan untuk anak-anak.

Sebaiknya sajikan donat sebagai makanan penutup, namun tidak di saat sarapan. Mungkin akan sulit menerapkan hal tersebut pada anak, tetapi anda harus mulai melakukan kontrol ketat untuk yang satu ini.  

7. Pizza

Makanan ini memang dapat menjadi pilihan yang lebih baik. Tetapi toppingnya seperti pepperoni atau sosis mengandung nitrat karsinogenik dan nitrat. Kelebihan jumlah keju juga akan menambah kalori ekstra!

Akan lebih baik jika Anda menyiapkan pizza berbahan gandum di rumah.  Tambahkan saus jagung yang bebas fruktosa (HFCS), sayur-sayuran, sedikit keju dan kemudian di panggang.

Ketika anda mendidik anak untuk makan sehat, sebaiknya anda juga harus memberikan contoh. Ingat, seorang anak biasanya akan mengamati setiap aktivitas orang terdekatnya. Jadi, ketika Anda menjalani gaya hidup sehat, anak-anak anda akan belajar untuk melakukannya.

Cara Makan Sehat yang Harus Dibiasakan Sejak Kecil
Jika sudah terlanjur menjadi kebiasaan, cara makan yang tidak sehat akan sulit diubah. Karena itu, untuk mencegah kegemukan dan berbagai komplikasinya, cara makan yang sehat berikut ini harus mulai dibiasakan sejak masih anak-anak.

Beberapa mitos yang salah sering memicu kebiasaan atau pola makan yang tidak sehat pada anak-anak. Salah satu contohnya adalah banyak orangtua menganggap sarapan sebelum berangkat sekolah tidak penting karena bisa bikin anak-anak cepat gemuk.

Dr Saptawati Bardosono, ahli gizi dari Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) menegaskan tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa sarapan bikin gemuk. Justru dengan sarapan, konsentrasi anak di sekolah lebih bagus sehingga prestasi belajarnya meningkat.

Pola makan yang benar dan sehat untuk anak menurut Dr Tati, demikian ia biasa disapa, adalah sebagai berikut.

1. Jadwal makan yang teratur
Sejak kecil, anak harus dibiasakan untuk makan sebelum merasa lapar dan berhenti sebelum benar-benar kenyang. Jadwal makan sebisa mungkin harus teratur dan jangan melewatkan jadwal makan terutama makan pagi.

2. Makan porsi kecil namun sering
Hindari makan dalam porsi berlebihan, karena akan membebani sistem pencernaan dan bisa memicu gangguan metabolisme. Pola makan yang lebih sehat adalah makan sedikit-sedikit tetapi sering.

3. Hindari makan sambil beraktivitas
Seperti ketika sedang belajar, anak-anak juga harus menjaga konsentrasi saat makan. Usahakan tidak makan sambil nonton TV, membaca buku atau bercanda dengan teman-teman karena hal itu bisa rasa lapar cepat datang kembali.

4. Makanan harus dikunyah sempurna
Pada dasarnya, mengunyah makanan merupakan proses pencernaan fisik yang masih akan dilanjutkan dengan pencernaan kimiawi oleh enzim-enzim di lambung dan usus. Jangan terburu-buru, karena pencernaan fisik yang sempurna di mulut akan sangat meringankan kerja enzim.

5. Imbangi dengan olahraga dan aktivitas fisik
Kegemukan pada anak dipicu oleh ketidakseimbangan antara asupan kalori dalam makanan dengan pembakarannya melalui aktivitas fisik. Makin banyak porsi makan, olahraga atau permainan fisik harus ditingkatkan sedangkan nonton TV dan bermain video game harus dikurangi.

Sementara untuk snack atau makanan ringan, Dr Tati menganjurkan agar tidak mengonsumsi jenis makanan yang banyak mengandung kalori, garam dan lemak. Ketiga komponen ini bisa memicu berbagai penyakit seperti obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kanker dan diabetes.

Burger dan gorengan tidak dianjurkan karena tinggi lemak dan kalori, sementara yang lebih sehat adalah buah, roti gandum dan kacang-kacangan. Susu juga sehat, namun harus dipilih yang rendah lemak dan laktosa agar tidak menyebabkan kegemukan.

"Hasil riset kami menunjukkan bahwa salah satu sumber utama asupan gula berlebih pada anak adalah susu," ungkap Dr Tati dalam acara parenting class bertema Memilih Jajanan Anak dan Nutrisi yang Sehat.

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates