Memahami Pengertian Cradle Crap pada Bayi

Menurut berbagai sumber kebidanan, dikatakan bahwa cradle crap atau kerak pada kulit kepala bayi, biasa terjadi pada saat bayi baru saja dilahirkan, baik melalui operasi caesar maupun lewat persalinan normal. Menurut adat Jawa, dikatakan bahwa cradle crap ini sebaiknya segera dibersihkan agar kelak anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, sedangkan menurut adat Islam, dikatakan bahwa cradle crap ini hendaknya dibersihkan serta rambutnya dicukur ketika bayi berusia 36 hari.

Data dan Fakta

Untuk lebih memahami pengertian cradle crap pada bayi, ada baiknya mengetahui beberapa data dan fakta mengenai cradle crap pada bayi sebagaimana diolah dari berbagai sumber, yaitu:

1. Tebal dan bersisik. Menurut salah seorang bidan yang berdinas di sebuah puskesmas, dikatakan bahwa cradle crap pada bayi adalah suatu kotoran yang mengeras, cenderung tebal dan bersisik serta biasanya berwarna kuning. Cradle crap biasa terdapat pada kepala bayi dan terlihat jelas ketika bayi masih berumur kurang dari 36 hari.
2. Bukan penyakit. Cradle crap biasa dan wajar terjadi pada bayi, terutama yang baru lahir sehingga bukanlah merupakan suatu jenis penyakit kulit. Menurut beberapa sumber, dikatakan bahwa cradle crap pada bayi ini bisa hilang dengan sendirinya menjadi serpian-serpihan kecil yang mengering seperti ketombe seiring dengan usia.
3. Seborrheic dermatitis. Seborrheic dermatitis merupakan istilah medis tentang kerak pada kepala bayi atau cradle crap. Kerak kepala ini bisa timbul karena masih adanya hormon ibu pada rahim ketika bayi dilahirkan ataupun campuran air ketuban dan lemak yang terdapat pada dinding rahim.
4. Mengganggu. Walaupun bukan merupakan suatu penyakit, namun cradle crap yang dibiarkan tanpa dibersihkan, bisa saja mengganggu estetika penampilan bayi. Belum lagi resiko pertumbuhan rambut yang kurang subur karena cradle crap tidak kunjung kering dan rontok serta menghambat sirkulai oksigen pada kulit kepala.