Rabu, 20 Februari 2013

Komplikasi Pada Ibu Hamil

Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan bagi si anak yang dikandungnya, menjaga kesehatan dan asupan makanan bergizi adalah suatu keharusan yang tidak boleh dilupakan oleh ibu hamil. Berbagai masalah kesehatan dapat dialami oleh ibu hamil, dan jika tidak ditangani dengan baik, dapat saja hal tersebut mengganggu kesehatan baik si ibu hamil maupun janin yang dikandungnya.
Berikut ini adaiah komplikasi-komplikasi yang menyerang ibu hamii: Gestational Diabetes (GD), Pregnancy Induced Hypertension (PIH) atau tekanan darah tinggi, faktor Rh, placenta previa (letak abnormal plasenta), oligohydramnios (cairan ketuban rendah), polyhydramnios (cairan ketuban tinggi), sungsang dan malposisi lainya, serta kelahiran prematur dan servik yang tidak kompeten.

Beberapa komplikasi lainnya diantaranya adalah anemia, sakit punggung, edema (pembengkakan), konstipasi (sembelit), dan varises.

1. Gestational Diabetes
Gestational diabetes (GD) adalah diabetes tipe khusus yang hanya menyerang wanita hamil, saat itu kadar gula (glukosa) darah menjadi tinggi selama kehamilan. Penelitian memperkirakan sekitar 7% wanita menderita GD.

Untuk menyokong fetus saat dia berkembang, tubuh ibu hamil memproduksi sejumlah hormon. Pada beberapa wanita, hormon ini justru menyerang balik tubuh dan menurunkan kemampuan mereka untuk memproduksi insulin yang dibutuhkan untuk mendapatkan energi. Tanpa insulin, level gula pada darah ibu hamil pun mulai menumpuk dan jika tidak diobati akan menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu serta janinnya.

Tidak seperti penyakit lain yang terjadi selama kehamilan, GD biasanya dapat diobati. Secara umum, pengobatan GD termasuk:

  • Mengikuti anjuran pola makan sehat yang diberikan oleh dokter atau penyedia jasa kesehatan lainnya.
  • Melakukan aktivitas fisik ringan secara reguler.
  • Menjaga pertambahan berat badan yang sehat.
  • Tidak lupa untuk selalu mengukur dan mencatat level gula darah.
  • Beberapa wanita juga harus menggunakan insulin atau pengobatan lain untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat.

Walaupun GD biasanya berakhir seteiah bayi dilahirkan, penyakit yang satu ini bisa mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya di kemudian hari. Misalnya, wanita yang pernah menderita GD selama kehamilan memiliki risiko 40% lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari. Dan bayi yang terlahir dari ibu yang menderita GD memiliki risiko yang Iebih besar untuk mengembangkan diabetes tipe 2 atau menjadi obesitas di kemudian hari dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari ibu normal.

Kenapa bayi-bayi dari ibu GD cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih besar?
Bayi yang lahir dari ibu penderita GD cenderung lebih besar dari bayi lainnya karena darah ibu penderita GD membawa glukosa ekstra pada janin sehingga janin harus memproduksi insulin ekstra untuk memproses giukosa tersebut. Glukosa ekstra disimpan oleh janin sebagai cadangan lemak dan janin pun menjadi lebih besar dari normal.

Karena bayi-bayi yang lahir dari ibu penderita GD cenderung lebih besar dari pada rata·rata, GD juga bisa menimbulkan masalah saat persalinan. Pada beberapa kasus, cara teraman untuk melahirkan bayi dengan ibu penderita GD adalah dengan operasi caesar, walaupun operasi caesar ini juga memiliki resiko tersendiri.

2. Pregnancy Induced Hypertension
Pregnancy induced hypeitension (PIH) adalah gangguan tekanan darah tinggi di masa kehamilan dan mempengaruhi sekitar 7% ibu hamil yang mengandung untuk pertama kalinya. Terdapat 3 tingkatan yang berbeda dalam PIH, yaitu:
1. Tekanan darah tinggi saja.
2. Tekanan darah tinggi dan protein di dalam urin dan/atau disertai pembengkakan.
3. Tekanan darah tinggi, protein di dalam urin, pembengkakan dan kejang-kejang.

3. Preeclampsia

Preeclampsia merupakan kondisi di mana terdapat peningkatan abnormal pada tekanan darah ibu hamil setelah minggu ke 20 kehamilan. Preeclampsia sering diasosiasikan dengan pembengkakan pada wajah dan tangan. Kaki ibu hamil  bisa juga mengalami pembengkakan, namun pembengkakan kaki adalah hal yang umum terjadi pada kehamilan yang sehat sekaJipun dan tidak selalu berarti ada masalah. Preeclampsia terjadi pada 3-4% dari seluruh kehamilan dan bisa mengarah pada kematian ibu dan janin.

Tekanan darah yang tinggi dan tingkat protein yang abnormaJ daJam urin adalah tanda preeclampsia. Satu-satunya  penyembuhan yang pasti bagi preeclampsia adalah melahirkan janin. Sayangnya preeciampsia bisa terjadi di awal kehamilan sehingga persalinan tidak bisa dijadikan pilihan. Jika demikian, berkonsultasilah dengan dokter.

Hingga saat ini tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi apakah seorang wanita bisa mengidap preeclampsia saat dia hamil atau tidak.

Apa bedanya Preeciampsia dan Eclampsia?
Eclampsia adaiah kondisi yang lebih parah dari Preeclampsia. Eclampsia bisa fatal jika tidak segera diobati dan bisa mengarah pada seizure (serangan sakit yang mendadak, seperti yang dialami oleh penderita epilepsi) dan bahkan koma.

4. Faktor Rh

Sebagai tambahan bagi kelompok darah (A, B, O, AB), ada juga faktor Rh, yang bisa jadi positif (ada) atau negatif (absen). Hampir sebagian besar orang, yaitu sebanyak 85% memiliki Rh positif.

Faktor Rh ini tidak mempengaruhi kesehatan Anda kecuali selama hamil. Seorang wanita bisa jadi berisiko jika faktor Rh-nya negatif sedangkan pasangannya memiliki faktor Rh positif. Kombinasi ini bisa menghasilkan bayi yang memiliki Rh positif. Jika darah ibu dan bayi bercampur, hal ini akan membuat si ibu membentuk antibodi melawan faktor Rh sehingga mengancam Rh positif bayi yang dia kandung dan memperlakukannya sebagai penyusup berbahaya di dalam tubuhnya.

5. Placenta Previa

Placenta previa (letak abnormal plasenta) adalah kondisi di mana semua atau sebagian plasenta menutupi serviks atau bukaan rahim. Kasus ini menimpa 1 di antara 200 kehamilan. USG awal banyak yang menunjukkan placenta previa, namun saat rahim berkembang kemudian, kondisi ini terpecahkan dengan sendirinya. Jika kondisi ini masih juga ada di akhir kehamilan, operasi caesar bisa dilakukan untuk mencegah pendarahan.

6. Oligohydramnios

Oligohydramnios adalah kondisi manakala seorang ibu hamil memiliki cairan ketuban yang terlalu sedikit, yaitu kurang dari 200 ml atau diameternya kurang dari 5 cm. Artinya, saat USG ukuran kantung cairan terbesar yang ditemukan diameternya tidak lebih besar dari 1 cm. Kadang-kadang kondisi ini berhubungan dengan hidrasi ibu hamil, yaitu ibu tidak terhidrasi dengan baik. Selain itu ada puia beberapa indikasi bahwa cairan ketuban menurun volumenya saat waktu kelahiran semakin mendekat.

7. Polyhydramnios

Polyhydramnios (cairan ketuban tinggi) adalah kondisi di mana ibu hamil memiliki cairan ketuban sebanyak 2.000 ml atau lebih. Kondisi ini hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan yang ada dan memiliki kemungkinan lebih besar jika:
  • Kehamilan multipel (kembar dua atau lebih),
  • Ibu menderita diabetes,
  • Malformasi kongenital.

8. Sungsang

Janin disebut sungsang jika pada kehamilan posisi kepala janin tidak berada di bawah sebagaimana normalnya. Keadaan ini terjadi pada 3 hingga 4% dari seluruh kelahiran. Biasanya bayi berada dalam posisi yang salah karena beberapa sebab, diantaranya:
  • Anomali rahim,
  • Janin memiliki masalah,
  • Kehamilan multipel (kembar).

Ada juga bayi yang berposisi melintang, artinya dia berbaring menyamping di dalam rahim. Kondisi ini akan menyulitkan proses melahirkan dengan normal, jadi biasanya dokter akan melakukan caesar.

9. Kelahiran prematur

Kelahiran prematur adalah komplikasi kehamilan yang sangat serius. Deteksi dini bisa mencegah kelahiran prematur dan memungkinkan ibu hamil untuk terus mengandung bayinya hingga waktu kelahiran yang normal dan memberi kesempatan lebih besar bagi bayi untuk bertahan hidup.

Di bawah ini adalah tanda-tanda akan terjadinya kelahiran prematur:
  • Kontraksi atau kram.
  • Pendarahan berwarna merah cerah.
  • Pembengkakan pada wajah atau tangan.
  • Terasa nyeri saat buang air kecil.
  • Terasa sakit yang tajam atau berkepanjangan pada bagian perut.
  • Muntah yang akut atau terus-menerus.
  • Keluar semburan cairan bening yang mendadak.
  • Sakit punggung.
  • Terasa ada tekanan yang hebat pada bagian panggul.

Jika anda merasakan gejala-gejala seperti di atas, segeralah hubungi dokter.

10. Serviks yang tidak kompeten
Serviks dikategorikan tidak kompeten jika dia terlalu lemah untuk tetap menutup selama kehamilan. Kondisi ini bisa mengakibatkan terjadinya kelahiran prematur atau keguguran. Serviks yang tidak kompeten diyakini menjadi penyebab keguguran pada sekitar 20 hingga 25% kehamilan pada trimester kedua. Kondisi ini umumnya muncul pada awal trimester kedua, namun bisa juga baru muncul di awal trimester ketiga dan umumnya dikategorikan sebagai bukan serviks prematur tanpa persalinan atau kontraksi. Diagnosisnya bisa dibuat manual maupun melalui USG.

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates