Rabu, 18 September 2013

Tips Menghilangkan Bekas Luka Cacar Air Pada Bayi

Apakah anda sedang mencari tips menghilangkan bekas luka cacar air pada bayi? Jika memang demikian, anda sebenarnya sedang melakukan langkah yang tepat karena semakin awal anda tahu jawaban atas pertanyaan tersebut, makin besar kemungkinan untuk membuat penyakit cacar air tidak meninggalkan bekas sama sekali. Semakin dewasa, akan semakin sulit dan rumit, maka anda setidaknya harus bersyukur jika anak anda terserang cacar air ketika bayi. Fakta mengenai imunisasi cacar dapat dipelajari di sini.

Melalui Perawatan Khusus
Jika anda berpikir bahwa anda harus menggunakan ramuan ini dan itu untuk menghilangkan bekas luka cacar air, nanti dulu. Hal itu bisa dilakukan jika bayi anda sudah sembuh dari sakitnya. Pada dasarnya, upaya menghindari membekasnya bintil cacar dapat dilakukan lewat perawatan yang benar saat anak anda masih dalam masa sakit. Pertama, gantilah pakaiannya rutin setiap hari. Kedua, anda bisa menaburkan bedak anti gatal pada sekujur tubuh bayi agar rasa gatalnya berkurang. Langkah ini juga bermanfaat untuk membantu mengeringkan bintil dan menghilangkan ruam.

Selain itu, anda juga bisa mencegah bintil cacar air agar tidak berbekas dengan cara memandikan bayi anda dengan menggunakan air hangat yang telah dicampur dengan obat anti gatal. Jangan lupa untuk memotong kukunya secara teratur agar terhindar dari infeksi (yang akhirnya akan membekas) akibat garukan yang tidak disengaja. Bila perlu, kenakan kaus tangan supaya jari-jarinya tidak menyentuh bintil yang berisi cairan atau bahkan bernanah. Begitupun dengan kuku di jari kaki mereka yang bisa saja melukai bintil di sekujur betis.

Melalui Penggunaan Obat Tradisional
Perawatan yang baik saja mungkin tidak cukup bagi anda, maka anda pun berpikir untuk menggunakan cara lain. Salah satu tips menghilangkan bekas luka cacar air pada bayi secara tradisional yang bisa anda coba adalah menempelkan parutan jagung muda di area yang umumnya terdapat bintil-bintil cacar. Jika menggunakan parut cukup merepotkan, anda bisa menghaluskan jagung muda dengan menggunakan blender. Selain memberikan efek dingin (umumnya bintil cacar air menyebabkan rasa nyeri dan panas), jagung muda yang dihaluskan juga dipercaya sebagai obat yang efektif untuk menghilangkan bekas cacar air.

Selain jagung muda, kacang hijau juga sudah lama dikenal sebagai solusi yang ampuh untuk menghilangkan bintil cacar air dan agar nantinya tidak meninggalkan bekas. Caranya, ambil kacang hijau secukupnya dan siapkan air untuk merendam hingga kacang hijaunya membesar. Tumbuk halus dan oleskan di bagian yang ada bintilnya. Cara ini juga bisa dilakukan kendati bayi anda sudah sembuh dari cacar air sejak beberapa waktu yang lalu. Untuk menghilangkan bekas luka di area wajah, kacang hijau halus juga cukup aman digunakan.

Jagung dan kacang hijau sudah cukup populer, namun kunyit barangkali tidak begitu familiar bagi sebagian orang sebagai rempah-rempah berkhasiat yang bisa digunakan untuk menghilangkan bekas luka cacar air. Siapkan rimpang kunyit dan asam jawa (dagingnya saja) secukupnya. Campur kedua bahan tersebut dan haluskan dengan menggunakan alat penumbuk tradisional. Setelah itu, tambahkan minyak kelapa secukupnya dan taruh campuran ini diatas sendok lalu panaskan diatas lilin sebentar dan tunggu hingga dingin. Oleskan pada daerah yang terdapat bekas luka dengan menggunakan cotton buds. Demikianlah beberapa tips menghilangkan bekas luka cacar air pada bayi, semoga bermanfaat. Pelajari juga cara penanganan bayi yang terkena cacar agar Anda tidak panik saat buah hati sakit.

Kiat Menghadapi Bayi Picky Eater

Picky eater atau kondisi dimana bayi atau anak usia 1 tahun yang baru mulai makan, dimana biasanya mereka suka untuk pilih-pilih makanan adalah sebuah permasalahan sendiri dalam hal kebiasaan makan bayi. Selain susah makan, masalah bayi picky eater ini adalah hal yang dirasakan amat penting untuk segera diatasi karena berkaitan dengan asupan gizi yang diperlukan di masa perkembangan dirinya. Tips bayi yang mengalami picky eater atau pilih-pilih makanan haruslah didapatkan dengan tepat.
Bayi yang picky eater hanya mau satu atau dua jenis makanan saja. Maka dari itu, yang harus dilakukan orang tua adalah berusaha dengan sabar dan terus-menerus untuk memperkenalkan banyak jenis makanan kepada bayinya.
Mungkin reaksi pertama yang diberikan bayi akan menolak makanan tersebut atau malah akan tutup mulut. Dalam menghadapi masalah yang seperti ini maka orang tua tidak boleh putus asa. Memiliki sikap putus asa berarti sama saja kita membiarkan mereka kelaparan dan kekurangan asupan gizi yang baik. Oleh karena itu, ada baiknya mengikuti tips bayi yang mengalami picky eater atau pilih-pilih makanan.
  1. Buatlah variasi makanan
    Banyaknya variasi makanan yang berlimpah akan membuat bayi lebih bernafsu untuk makan. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus sejak awal menyiapkan menu-menu yang harus disiapkan atau dimasak untuk setiap hari.
    Dengan demikian maka kita akan lebih siap menghadapi apa saja keinginan si bayi. Hendaknya memilih variasi menu makanan yang disukai. Jadi siapkan sejauh mungkin menu makanan sebelum memasak.
  2. Jangan memaksa
    Kita sebagai orang tua hendaknya menghargai bayi yang masih belum ingin makan. Mereka pasti akan makan di waktu mereka merasa lapar. Kondisi orang tua yang sering memaksa makan malah menjadikan momen tersebut menjadi sebuah pertengkaran batin bagi bayi. Oleh karena itu, jangan memaksa dan berilah sedikit makanan ketika mereka meminta dan baru ditambah jika bayi minta tambah makanan.
  3. Makan yang menyenangkan
    Ingat untuk selalu membuat suasana yang sangat menyenangkan bagi bayi. Ketika makan maka orang tua harus bisa menciptakan kondisi menyenangkan karena hal tersebut mampu membuat bayi lebih semangat saat makan.

Menyiasati GTM Pada Bayi

Kondisi bayi yang tak mau makan atau sedang hobi melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM) tentunya akan membuat ibu harus berpikir berulang kali untuk mengatasi hal ini. Karena kondisi seperti ini bisa membuat si bayi kekurangan nutris dan energi untuk aktifitas, terlebih dalam masa tumbuh kembangnyanya. Pada keadaan seperti inilah maka orang tua dapat untuk mencoba mendapatkan tips menyiasati GTM agar bayi bisa mendapatkan selera lagi untuk makan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang pelu menjadi perhatian untuk anda para orangtua :
  • Kenali kondisi psikologis saat bayi anda tak mau makan.
    Orang tua harus dapat menganalisa bagaimana keadaan si kecil saat tak mau makan atau selalu menutup mulutnya saat makan. Apakah memang karena ia sudah kenyang akibat terlalu banyak makan camilan atau memang ada keadaan psikologis lain yang perlu dibangun dengan lebih positif. Jika memang ditemukan mengenai hal psikologis ini maka yang harus dilakukan adalah membangun suasana yang baik dan menyenangkan ketika si kecil hendak makan. Buat suasana gembira dan senang hati ketika makan.
  • Variasikan makanan bayi
Makanan yang disajikan dapat didesain dengan sedemikian rupa hingga dapat memunculkan keinginan dalam diri si kecil untuk mau memakan makanan tersebut. Ibu tak perlu takut untuk kesulitan mencari ide mengenai hal ini karena telah banyak sumber yang dapat dirujuk untuk menciptakan kreasi makanan ini. Jangan berikan kepada bayi  jenis makanan yang monoton. Cobalah untuk mengombinasikan beberapa jenis bahan makanan. Kenalkan kepada bayi masing-masing dari jenis makanan tersebut. Selain untuk menambah selera makan, juga untuk membiasakan lidah bayi dengan aneka rasa alami dari bahan makanan.
  • Beri Kesempatan Makan Sendiri
Cara berikut ini memang terdengar sederhana dan biasanya justru banyak orangtua yang membatasi si bayi untuk belajar makan sendiri karena banyak faktor, terutama membuat kotor ataupun takut tersedak. Memang dalam fase pertumbuhannya bayi masih membutuhkan banyak sekali bantuan kita, namun tidak ada salahnya bila sekali waktu kita libatkan dia dalam kegiatan sehari-hari, misalnya makan, tentunya tetap dalam pengawasan kita. Berikan bayi kesempatan memilih dan memakan sesuai kemauannya. Tak apa kotor sedikit, yang penting nutrisi si kecil terpenuhi, betul kan Bunda? Lambat laun gerakan tutup mulut ini akan dapat teratasi bila kita terus sabar dan berusaha seperti tips beri kesempatan makan sendiri ini. Terlebih saat bayi mulai bertambah umur dan sudah diberikan pemahaman akan manfaat dari makanan yang ia makan, dia pun akan lebih memiliki keinginan untuk membuka mulutnya.

Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Bayi yang Suka Ngiler

Ngiler merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh sebagian bayi. Banyak mitos yang menyebutkan bahwa kebiasaan ngiler tersebut terjadi akibat keinginan ibu saat hamil tidak terpenuhi. Namun, hingga saat ini pendapat tersebut hanyalah sebuah mitos belaka yang tidak pernah terbukti kebenarannya, baik secara ilmiah maupun medis. Anda pasti bertanya, sebenarnya apa penyebab bayi menjadi ngiler dan bagaimana menghilangkan kebiasaan bayi yang suka ngiler?

Ngiler merupakan keluarnya cairan ludah dari rongga mulut secara tidak disengaja, hal itu terjadi akibat ketidakmampuan bayi untuk menelan. Ngiler bukanlah penyakit, namun kebiasaan ngiler yang berlebihan juga patut diwaspadai karena bisa jadi merupakan awal dari suatu penyakit, misalnya amandel, radang, dan lain-lain. Sebenarnya, ngiler bukan hanya dialami oleh bayi saja, karena orang dewasa juga sering mengalaminya. Namun bedanya adalah ngiler pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh keinginan kepada makanan atau minuman tertentu, atau beberapa faktor lainnya. Jika Anda sudah mengetahui penyebab orang dewasa ngiler, kini saatnya Anda mengetahui penyebab bayi ngiler, yang diantaranya:

  • Bayi suka menggigit semua benda disekitarnya karena itu orang tua harus mengontrol perilaku bayi.
  • Bayi mengalami sakit, misalnya flu, hidung tersumbat, sariawan.
  • Bayi mengalami tumbuh gigi dan sakit radang.
  • Kemungkinan faktor bawaan sejak lahir.
  • Adanya gangguan saraf pusat yang mengakibatkan respon menelan air liur menjadi terganggu.
Setelah mengetahui beberapa penyebab bayi ngiler, kini saatnya Anda mengetahui bagaimana menghilangkan kebiasaan bayi yang suka ngiler? Nah, daripada Anda penasaran, simak beberapa tips berikut ini :
  • Jangan membiarkan bayi menggigit benda-benda sembarangan karena semakin banyak menggigit maka air liurnya akan semakin banyak. Arahkan bayi untuk menggigit makanan, misalnya biscuit bayi, pudding, buah, dan lain-lain.
  • Bantu bayi dalam mengembangkan kemampuan menelan, misalnya minum air dari sedotan.
  • Untuk menyerap air liurnya, maka ibu boleh menempatkan celemek di bawah dagunya.
  • Jika bayi Anda tiba-tiba mengalami masalah ngiler, maka jangan panik dan coba cari sumber masalahnya, misalnya apakah bayi mengalami tumbuh gigi, sariawan, atau penyebab lainnya yang memicu bayi Anda menjadi ngiler.
  • Jika ngiler berlanjut hingga anak berumur 4 tahun, maka tidak ada salahnya jika Anda konsultasi ke dokter memastikan bahaya atau tidaknya karena dokterlah yang lebih berkompeten dalam menentukan penyebab dari ngiler yang diderita anak Anda.

Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Bayi yang Suka Ngiler

Ngiler merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh sebagian bayi. Banyak mitos yang menyebutkan bahwa kebiasaan ngiler tersebut terjadi akibat keinginan ibu saat hamil tidak terpenuhi. Namun, hingga saat ini pendapat tersebut hanyalah sebuah mitos belaka yang tidak pernah terbukti kebenarannya, baik secara ilmiah maupun medis. Anda pasti bertanya, sebenarnya apa penyebab bayi menjadi ngiler dan bagaimana menghilangkan kebiasaan bayi yang suka ngiler?

Ngiler merupakan keluarnya cairan ludah dari rongga mulut secara tidak disengaja, hal itu terjadi akibat ketidakmampuan bayi untuk menelan. Ngiler bukanlah penyakit, namun kebiasaan ngiler yang berlebihan juga patut diwaspadai karena bisa jadi merupakan awal dari suatu penyakit, misalnya amandel, radang, dan lain-lain. Sebenarnya, ngiler bukan hanya dialami oleh bayi saja, karena orang dewasa juga sering mengalaminya. Namun bedanya adalah ngiler pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh keinginan kepada makanan atau minuman tertentu, atau beberapa faktor lainnya. Jika Anda sudah mengetahui penyebab orang dewasa ngiler, kini saatnya Anda mengetahui penyebab bayi ngiler, yang diantaranya:

  • Bayi suka menggigit semua benda disekitarnya karena itu orang tua harus mengontrol perilaku bayi.
  • Bayi mengalami sakit, misalnya flu, hidung tersumbat, sariawan.
  • Bayi mengalami tumbuh gigi dan sakit radang.
  • Kemungkinan faktor bawaan sejak lahir.
  • Adanya gangguan saraf pusat yang mengakibatkan respon menelan air liur menjadi terganggu.
Setelah mengetahui beberapa penyebab bayi ngiler, kini saatnya Anda mengetahui bagaimana menghilangkan kebiasaan bayi yang suka ngiler? Nah, daripada Anda penasaran, simak beberapa tips berikut ini :
  • Jangan membiarkan bayi menggigit benda-benda sembarangan karena semakin banyak menggigit maka air liurnya akan semakin banyak. Arahkan bayi untuk menggigit makanan, misalnya biscuit bayi, pudding, buah, dan lain-lain.
  • Bantu bayi dalam mengembangkan kemampuan menelan, misalnya minum air dari sedotan.
  • Untuk menyerap air liurnya, maka ibu boleh menempatkan celemek di bawah dagunya.
  • Jika bayi Anda tiba-tiba mengalami masalah ngiler, maka jangan panik dan coba cari sumber masalahnya, misalnya apakah bayi mengalami tumbuh gigi, sariawan, atau penyebab lainnya yang memicu bayi Anda menjadi ngiler.
  • Jika ngiler berlanjut hingga anak berumur 4 tahun, maka tidak ada salahnya jika Anda konsultasi ke dokter memastikan bahaya atau tidaknya karena dokterlah yang lebih berkompeten dalam menentukan penyebab dari ngiler yang diderita anak Anda.

Melatih Balita Belajar Bersosialisasi Di Sekolah

Balita belajar bersosialisasi di sekolah termasuk kegiatan yang harus diagendakan oleh para orang tua. Tentunya proses melatih balita belajar bersosialisasi di sekolah bukan hal mudah tanpa melewati proses. Segalanya membutuhkan proses dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Melatih balita belajar bersosialisasi di sekolah tentu akan membahagiakan orang tua sekaligus dirinya sendiri.
Sekolah termasuk bagian dari dunia luar bagi balita. Tentunya balita akan menemui beragam hal baru. Hal baru tersebut mulai dari berkenalan dengan gurunya, teman-teman sekelas dan lingkungan sekolah secara umum. Umumnya balita yang baru masuk pertama di sekolah, terutama di tahun pertama akan memerlukan proses adaptasi atau penyesuaian dengan lingkungan yang baru baginya.
Guru dan orang tua mempunyai peranan penting untuk membantu balita belajar bersosialisasi di sekolah. Pilihlah sebuah sekolah yang memiliki guru-guru yang memahami psikologi anak, dan lebih penting sekolah itu dijalankan dengan sistem pengajaran yang ramah terhadap perkembangan mental para siswanya.

Kiat Memudahkan Balita Belajar Bersosialisasi Di Sekolah

Orang tua yang berada di rumah posisinya lebih penting dari guru dalam proses pembelajaran anaknya, karena balita belajar dari orang-orang di sekitarnya, dan orang tualah terdekat bagi balita. Jadilah seorang ibu dan bapak yang membimbing anaknya lewat teladan sehari-hari.
Berikut ini beberapa kiat bagi orang tua guna membantu anaknya bersosialisasi di lingkungan sekolah:
  • Sopan santun
    Sopan santun dapat diajarkan kepada balita sejak dini. Misalnya menghormati orang yang lebih tua, dilakukan dengan melatih anak untuk menyalami orang yang lebih tua. Menambahkan panggilan awalan seperti kak, kang, mbak, mas dan lain-lain. Kiat lain untuk membiasakan sikap santun pada balita dengan mengajarinya untuk berkata tolong, permisi, maaf, dan terima kasih.
  • Berbagi
    Melatih anak untuk berbagi sangat mendukung keberhasilan balita belajar bersosialisasi di sekolah. Sejak kecil upayakan untuk membentuk kedermawanan balita. Lakukan dengan memberikan contoh dan kemuliaan memberikan barang atau hadiah kepada yang lain. Menceritakan kepadanya kisah-kisah tentang keutamaan manusia yang dermawan atau suka memberi. Bila ada waktu kosong, sekali-kali ajaklah balita untuk bersedekah di rumah orang yang tidak mampu atau panti asuhan yang ada di kota Anda.

Berekreasi Sambil Belajar Bersosialisasi

Kesuksesan balita belajar bersosialisasi di sekolah juga dapat diperkuat dengan mengadakan rekreasi cerdas. Sediakan beberapa hari dalam satu bulan untuk membawa balita pergi ke tempat keramaian. Dan ajarilah dia untuk berkenalan dengan orang atau balita lain yang baru dijumpai. Tempat yang cocok untuk rencana ini adalah semisal baby gym, taman kota ataupun bisa ke tempat kerja ayahnya.

Manfaat Mainan Sabak untuk Balita 2-5 Tahun

Sabak merupakan jenis mainan yang diilhami dari masa sekolah jaman dulu. Mainan sabak berbentuk seperti papan tulis dengan ukuran yang mirip dengan buku gambar ukuran A4. Seperti halnya buku tulis atau papan tulis pada umumnya, sabak juga dapat digunakan untuk menulis ataupun menggambar, hanya yang berbeda adalah media alat tulis dan penghapusnya. Mainan sabak menggunakan media alat tulis berbentuk seperti pulpen dengan ujungnya dilengkapi dengan magnet. Pada lapisan media tulis, diselipi semacam serbuk besi, sehingga apabila ditorehkan garis, serbuk besi akan mengikuti ujung pena dan akhirnya membentuk jejak seperti yang ditorehkan pena.  Apa saja kegunaan dan manfaat mainan sabak untuk balita 2-5 tahun?

 Kegunaan dan manfaat

Berikut beberapa kegunaan dan manfaat mainan sabak untuk balita 2-5 tahun yang diolah dari berbagai sumber, yaitu:
  • Motorik halus. Balita dapat melatih kemampuan motorik halusnya dengan mencoba menggambar atau menulis angka dan huruf pada papan sabak. Keuntungan dari mainan ini adalah cara menghapus tulisan atau torehan pena dengan hanya menggerakkan batang penghapus pada bagian bawah secara bolak-balik dari kiri ke kanan dan kembali ke kiri lagi.
  • Koordinasi. Menggambar garis lurus, garis lengkung atau bahkan berbagai abjad dan huruf memerlukan koordinasi syaraf penglihatan dan anggota gerak yaitu jemari dan tangan.
  • Kreatifitas dan Ketrampilan. Balita dapat mengasah kreatifitas dan ketrampilannya dalam membuat kombinasi antara garis dan lengkungan ketika menulis ataupun menggambar berbagai macam bentuk. Kreatifitas dan ketrampilan ini akan makin berkembang seiring dengan usianya.
  • Ingatan dan imajinasi. Menggambar pada sabak juga dapat digunakan untuk melatih daya ingat balita mengenai sesuatu hal, seperti bentuk bangun atau bentuk lain sesuai dengan yang pernah diingat atau diimajinasikan. Tidak ada salahnya orangtua sesekali memberikan tes ringan seperti menggambar pohon, menulis angka, menulis huruf atau sekedar berlatih menulis namanya sendiri.
Demikianlah beberapa kegunaan dan manfaat mainan sabak untuk balita 2-5 tahun yang sebaiknya perlu diketahui orangtua. Akan lebih baik apabila orangtua selalu sabar dan telaten melatih dan mengembangkan ketrampilan serta kreatifitas balita dalam menulis atau menggambar dengan memberikan stimulasi yang tepat.

Tidak Ada Kaitan Antara Imunisasi Dan Autisme Pada Balita

Imunisasi dan autisme pada anak saat ini masih menjadi perbincangan yang sengit di internet. Banyak berita miring yang menyatakan bahwa imunisasi bisa menyebabkan autisme pada anak. Akan tetapi hal ini terbantahkan dengan adanya hasil studi terbaru yang dimuat di ‘Journal Pediatrics’.
Berita yang dimuat oleh CNN mengatakan bahwa imunisasi atau vaksinasi lengkap pada anak sejak usia 1-2 tahun pertama tidak memiliki kaitan dengan kasus autisme yang diderita anak.
Memang masih banyak orang tua yang merasa takut untuk memvaksinasi lengkap putra putri mereka. Ketakutan ini di dorong dengan adanya informasi yang salah yang menyatakan bahwa imunisasi meningkatkan resiko autisme anak.

“Imunisasi dan autisme telah menjadi isu yang sangat penting. Orang tua bahkan banyak yang memutuskan untuk tidak memberikan vaksin hanya karena berfikiran bahwa hal ini bisa membuat anak mereka menderita autisme,” kata Geraldine Dawson, kepala Science Officer Autism Speaks seperti yang dikutip dari TIME.
Penelitian yang telah di publikasi ini dilakukan dengan melakukan pengamatan pada anak yang telah di beri imunisasi lengkap. Melibatkan 752 anak yang tidak menderita gangguan autisme serta 256 anak yang menderita gangguan autisme. Anak-anak tersebut lahir dikisaran tahun 1994 hingga 1999.
Penelitian difokuskan pada pencatatan pemberian jumlah vaksin yang telah diberikan beserta jumlah antigen yang telah dihasilkan pada periode tertentu. Waktu yang dipilih adalah setelah lahir hingga usia tiga bulan, setelah lahir sampai usia tujuh bulan, dan setelah lahir hingga dua tahun.
Menurut ketua peneliti, Dr Frank DeStefano menyatakan bahwa setelah membandingkan paparan antigen pada kedua golongan anak tersebut ternyata tidak memiliki perbedaan. Paparan antigen anak autisme dan non autisme adalah sama.

“Tidak ada katan antara paparan antigenik dengan perkembangan autisme,” kata DeStefano.
Artinya menurut DeStefano menjelaskan lebih rinci bahwa imunisasi lengkap pada anak tidak berhubungan dengan timbulnya autisme pada anak. Jadi sebenarnya tidak ada keraguan lagi bagi para ortu untuk tidak memvaksinasi buah hati mereka dengan demikian anak terhindar dari berbagai penyakit yang mematikan.

Merawat Pencernaan Bayi Usia 0-3 Bulan Terhadap Susu Kaleng

Idealnya, bayi baru lahir sampai usia 6 bulan diberikan ASI eksklusif sehingga orang tua tidak perlu merawat pencernaan bayi terhadap susu kaleng. Hal ini dikarenakan air susu ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi. Menyusui bayi memberikan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak. Namun, bagaimana bila ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif dikarenakan oleh berbagai sebab, misalnya kurangnya produksi ASI, ibu tidak ada cukup waktu, sakit atau sebab lainnya. Hal ini tentu saja memberikan alternatif yang ada dengan memberikan susu formula atau susu kaleng.

Susu formula atau sering juga disebut susu kaleng merupakan susu yang dibuat khusus untuk bayi 0 bulan sampai 2 tahun dan kadar produk disesuaikan dengan pencernaan bayi usia tersebut. Susu formula sebaiknya diberikan kepada bayi sebagai alternatif terakhir bila si ibu tidak dapat memberikan ASI sama sekali.

Cara Merawat Pencernaan Bayi Usia 0-3 Bulan Terhadap Susu Kaleng

  1. Perhatikan kesesuaian produk susu kaleng dengan usia bayi. Selain itu, orangtua harus memperhatikan apakah bayi alergi terhadap susu formula yang terbuat dari susu sapi. Jika iya, sebaiknya ganti dengan susu formula yang terbuat dari kedelai atau susu kambing, susu hypoalergenik, susu rendah laktosa, atau susu formula khusus bagi bayi yang memiliki masalah dengan pencernaannya.
  2. Berikan susu formula sesuai takaran yang disarankan dalam petunjuk pemakaiannya. Petunjuk pemakaiannya terdapat dalam setiap kemasan susu kaleng. Selalu baca saran penyajiannya.
  3. Selalu menjaga kebersihan botol susu, dot susu, cincin, dan tangan yang akan menyiapkannya karena kebersihan sangatlah penting dan harus diperhatikan.
  4. Berikan susu sesuai dengan keinginan bayi yaitu sekitar 1-2 jam sekali atau saat bayi haus dan lapar.
  5. Pilih susu kaleng atau formula yang mudah di dapat dipasaran. Susu formula yang tersedia dipasaran akan mempermudah bagi orangtua untuk membelinya lagi bila stock di rumah habis. Karena bila bayi telah cocok dengan susu kaleng merk tertentu, kemungkinan ia akan menolak jika susunya diganti.

Kenali Gejala Gangguan Tumbuh Kembang Pada Bayi

Tumbuh kembang bayi merupakan suatu hal yang menjadi fokus utama bagi orang tua di dalam memperhatikan kondisi buah hati. Namun di dalam masa perkembangannya tidak jarang terdapat beberapa keluhan terkait tumbuh kembang bayi. Waspadai gangguan tumbuh kembang pada bayi, karena gangguan ini tidak dapat begitu saja disepelekan. Jika terjadi masalah pada pertumbuhan maupun perkembangan bayi, dikhawatirkan akan dapat mempengaruhi proses perkembangan bayi selanjutnya. Bahkan beberapa sindroma dan kelainan pada anak sering didahului oleh adanya keterlambatan kemampuan bayi dalam tahapan-tahapan tertentu sesuai usia bayi.

Salah satu gejala yang dapat diperhatikan terhadap tumbuh kembangnya adalah bayi tidak melakukan tahapan gerak motorik sesuai usia. Seperti misalnya bayi usia 1 – 2 bulan seharusnya sudah mulai dapat tersenyum secara spontan, membuka mata dan merespon cahaya yang datang mengenai matanya. Jika di usia tersebut anak belum mampu melakukannya, maka perlu diwaspadai. Jika usia sudah mencapai 6 bulan atau lebih anak belum dapat tengkurap, atau bahkan tidak tengkurap sama sekali, bisa jadi terdapat masalah pada tubuh bayi, entah mungkin terjadi disfungsi organ tubuh tertentu atau ada masalah pada sistem koordinasi bayi seperti terjadinya kelumpuhan otak. Meskipun demikian tidak semua keterlambatan merupakan sebuah masalah besar, tidak sedikit juga bayi yang terlambat secara gerak motorik disebabkan oleh karena bayi takut melakukan aktivitas, trauma psikologis dan lain sebagainya. Akan tetapi, kita tetap harus waspadai gangguan tumbuh kembang pada bayi.

Hal lain yang paling dapat dijadikan panduan utama adalah kemampuan motorik halus, seperti mengoceh, berbicara, respon indera, jika sampai terjadi gangguan atau keterlambatan, maka ada kemungkinan terdapat masalah pada anak. Jika anak belum dapat berbicara sampai usia di atas 2 tahun, ada baiknya datang ke terapis karena kemungkinan anak mengalami masalah terkait dengan mental ataupun hal lainnya. Mencegah lebih dini tentunya menjadi hal yang sangat baik demi perkembangan si kecil.

Berlatih secara motorik kasar dapat membantu menurunkan terjadinya hambatan perkembangan pada anak. Yang paling utama, sebagai orang tua harus selalu memantau dan terus melatih si kecil agar tumbuh kembang tidak sampai terlambat. Hal ini tentunya juga untuk mengantisipasi masalah yang timbul di kelak kemudian hari.

Balita Belajar Menulis Halus, Perlukah ?

Balita belajar menulis halus, perlukah? termasuk pertanyaan yang penting bagi para orang tua. Menulis halus termasuk kegiatan baru bagi balita. Karenanya, para orang tua perlu mengajak balita belajar menulis halus sejak dini. Ketika kegiatan baru tersebut disukai balita, tentu akan menggembirakan baginya.
Sebenarnya belajar menulis halus bagi balita, selain untuk mengajak pada kegiatan baru, tentunya akan dapat menambah keterampilan anak. Hal tersebut juga sebagai bukti yang dapat menunjukkan adanya perkembangan pada aspek motorik anak balita.

Balita Belajar Menulis

Menulis akan menjadi hal yang menyenangkan bagi balita jika kondisinya nyaman dan membuatnya semangat untuk belajar menulis. Balita menyukai hal baru seiring proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Ketika balita mulai menyukai belajar tentang sesuatu hal, maka aspek koordinasi motorik halus serta kemampuan persepsi visualnya menunjukkan hasilnya. Aspek koordinasi motorik halus dan kemampuan persepsi visual balita termasuk salah satu keterampilan yang baru baginya. Keterampilan tersebut dapat dipelajari setelah aspek kemampuan lain balita kuasai. Sedangkan aspek yang sesuai dan mempengaruhi belajar menulis antara lain aspek koordinasi motorik halus dan kemampuan persepsi visual.

Aspek Koordinasi Motorik Halus Dan Kemampuan Persepsi Visual
Sesuai penjelasan di atas, dua faktor yang mempengaruhi balita belajar menulis sehingga tepat untuk menjawab pertanyaan balita belajar menulis halus, perlukah? yaitu aspek koordinasi motorik halus dan kemampuan persepsi visual. Berikut ini penjelasannya.
  • Aspek koordinasi motorik halus merupakan penggunaan bagian tubuh atau otot-otot kecil pada balita. Misalnya saja pada bagian tangan. Adapun tahap perkembangan motorik halus dapat diamati melalui perkembangan balita ketika menggenggam, menulis dan lainnya. Aspek koordinasi motorik halus dapat distimulus dengan latihan gerakan pada bagian lengan maupun ibu jari-telunjuk. Stimulus tersebut tampak ketika balita dilatih menulis halus, makan menggunakan sendok, menyisir rambutnya dan lain sebagainya.
  • Kemampuan persepsi visual yaitu bagaimana otak balita menginterpretasikan apa yang mereka lihat atau amati. Biasanya anak dapat menemukan bentuk tertentu yang tersembunyi serta mampu mengingat kembali semua karakteristik dari bentuk yang dilihatnya. Hal inilah yang menjadikan perlunya anak usia balita belajar menulis halus dengan segala kemampuan yang mulai berkembang pada dirinya. Oleh karena itu, jawaban atas pertanyaan balita belajar menulis halus, perlukah? tentu sudah terjawab dengan tepat.

Penanganan Yang Tepat Pada Balita Cacar Air

Penyakit cacar air adalah penyakit wajib yang pasti akan dialami oleh setiap orang. namun ketika penyakit tersebut datang dan melanda anak usia balita, apa yang harus kita lakukan? Banyak cara yang bisa dijadikan acuan dalam menangani balita cacar air. Kekhawatiran akan proses terjadinya penyakit yang akan dialami oleh sang buah hatilah yang mungkin sangat mempengaruhi setiap pikiran para orangtua, hingga terkadang mereka lebih memilih cara instan dengan langsung membawanya ke rumah sakit atau klinik terdekat.

Cacar air atau Varicella adalah kelainan pada kulit yang ditandai dengan adanya gelembung dipermukaan ruam yang berwarna kemerahan, gelembung tersebut berbentuk seperti tetesan embun. Seperti infeksi virus lainnya, cacar air umumnya ditandai dengan gejala prodromal, yaitu demam tinggi mendadak, sakit kepala, sakit sendi, mual dan muntah. Setelah itu akan timbul ruam kemerahan dan kemudian muncul gelembung berisi air diatas ruam. Dalam waktu 3-5 hari gelembung tersebut akan merata ke seluruh tubuh. Setelah itu akan mengempis dan timbul keropeng. Cacar air sangat menular sejak gejala prodomal muncul, juga melalui udara dan cairan gelembung.

Pada prinsipnya pengobatan dan penanganan yang tepat pada balita cacar air adalah dengan menjaga agar gelembung tersebut tidak pecah atau biarkan mengempis dengan sendirinya. Oleh karena itu cukup diberi taburan bedak pada permukaan kulit guna meredam rasa gatal yang berlebihan. Tidak memerlukan salep apapun termasuk salep asiklovir, salep ini hanya bekerja pada permukaan kulit sehingga diberikan pada virus herpes simplex. Sedangkan pada cacar air, virus berada dalam darah. Balita yang terkena cacar air diperbolehkan dan harus mandi sebagai cara menjaga kesegaran tubuh serta menghambat perkembangan bakteri atau virus lainnya. Tidak perlu PK atau sabun antiseptik lainnya, cukup air bersih dan sabun mandi biasa, usahakan menggunakan sabun mandi cair guna mengurangi gesekan pada kulit. Pemberian parasetamol dosis rendah juga diperlukan sebagai penanganan demam tinggi yang muncul sebagai bagian dari gejala prodromal.

Jika saat ini anda sedang mengalami kondisi diatas, tak ada salahnya mengikuti cara penanganan balita cacar air  tersebut dengan penuh kesabaran, Insya Allah semua akan berjalan dengan lancar dan baik.

Penanganan Yang Tepat Pada Balita Cacar Air

Penyakit cacar air adalah penyakit wajib yang pasti akan dialami oleh setiap orang. namun ketika penyakit tersebut datang dan melanda anak usia balita, apa yang harus kita lakukan? Banyak cara yang bisa dijadikan acuan dalam menangani balita cacar air. Kekhawatiran akan proses terjadinya penyakit yang akan dialami oleh sang buah hatilah yang mungkin sangat mempengaruhi setiap pikiran para orangtua, hingga terkadang mereka lebih memilih cara instan dengan langsung membawanya ke rumah sakit atau klinik terdekat.

Cacar air atau Varicella adalah kelainan pada kulit yang ditandai dengan adanya gelembung dipermukaan ruam yang berwarna kemerahan, gelembung tersebut berbentuk seperti tetesan embun. Seperti infeksi virus lainnya, cacar air umumnya ditandai dengan gejala prodromal, yaitu demam tinggi mendadak, sakit kepala, sakit sendi, mual dan muntah. Setelah itu akan timbul ruam kemerahan dan kemudian muncul gelembung berisi air diatas ruam. Dalam waktu 3-5 hari gelembung tersebut akan merata ke seluruh tubuh. Setelah itu akan mengempis dan timbul keropeng. Cacar air sangat menular sejak gejala prodomal muncul, juga melalui udara dan cairan gelembung.

Pada prinsipnya pengobatan dan penanganan yang tepat pada balita cacar air adalah dengan menjaga agar gelembung tersebut tidak pecah atau biarkan mengempis dengan sendirinya. Oleh karena itu cukup diberi taburan bedak pada permukaan kulit guna meredam rasa gatal yang berlebihan. Tidak memerlukan salep apapun termasuk salep asiklovir, salep ini hanya bekerja pada permukaan kulit sehingga diberikan pada virus herpes simplex. Sedangkan pada cacar air, virus berada dalam darah. Balita yang terkena cacar air diperbolehkan dan harus mandi sebagai cara menjaga kesegaran tubuh serta menghambat perkembangan bakteri atau virus lainnya. Tidak perlu PK atau sabun antiseptik lainnya, cukup air bersih dan sabun mandi biasa, usahakan menggunakan sabun mandi cair guna mengurangi gesekan pada kulit. Pemberian parasetamol dosis rendah juga diperlukan sebagai penanganan demam tinggi yang muncul sebagai bagian dari gejala prodromal.

Jika saat ini anda sedang mengalami kondisi diatas, tak ada salahnya mengikuti cara penanganan balita cacar air  tersebut dengan penuh kesabaran, Insya Allah semua akan berjalan dengan lancar dan baik.

Tips Memilih dan Merawat Sikat Gigi Balita

Gigi balita adalah bagian yang amat penting untuk dijaga kebersihannya. Karena kebersihan gigi akan sangat memberikan pengaruh terhadap kesehatan. Gigi yang tak dirawat dengan baik maka akan dapat menganggu kesehatan dari balita itu sendiri. Atau paling tidak akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada balita tersebut. Maka dari itulah harus dicari tips memilih dan merawat sikat gigi balita yang tepat.
Berikut adalah beberapa tips memilih dan merawat sikat gigi balita yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada balita mereka:
  1. Untuk memilih sikat gigi, Balita usia di bawah dua tahun tidaklah sama seperti orang dewasa sehingga penggunaan sikat gigipun berbeda dengan orang dewasa. Usahakan menggunakan sikat gigi yang memiliki bulu sikat yang halus dan lembut.
  2. Kepala sikat kecil. Dianjurkan untuk memilih sikat gigi dengan kepala sikat yang kecil agar mudah untuk menjangkau gigi yang terdalam.
  3. Ujung bulu bulat Ketika membeli sikat gigi hendaknya mencari sikat gigi yang memiliki ujung bulu dengan bentuk bulat. Tujuannya adalah agar gigi atau gusi  tidak terluka oleh bulu sikat gigi.
  4. Ganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali. Terlalu lama menggunakan sikat gigi yang sama juga kurang baik karena akan menyimpan banyak sekali kuman. Oleh karena itu, kita harus rajin mengganti sikat gigi minimal tiga bulan sekali.
  5. Gunakan kain kasa Untuk anak yang sudah memiliki gigi tetapi belum bisa menyikat sendiri lantaran masih di bawah dua tahun maka para orang tua bisa menyikatnya dengan kain kasa. Caranya pun cukup mudah.Cukup balutkan kain kasa pada jari lalu gunakan sebagai sikap gigi untuk membersihkan gigi dan lidah pada bayi. Perlu diperhatikan bahwa jari yang digunakan harus benar-benar bersih karena anak mudah sekali terserang penyakit jika jari kita tidak bersih.
  6. Jangan gunakan pasta gigi. Jika ternyata anak kita masih belum menginjak di atas dua tahun maka sangat tidak disarankan untuk menggunakan pasta gigi. Biasakan mereka menyikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi. Penggunaan pasta gigi yang terlalu dini dikhawatirkan akan ditelan atau dimakan oleh anak-anak.
  7. Ganti sikat gigi. Segera lakukan penggantian sikat gigi jika sebelumnya anak sembuh dari penyakit. Dikhawatirkan ketika tetap menggunakan sikat gigi yang sama maka banyak sekali kuman penyakit yang masih menempel di sikat gigi.
Demikianlah beberapa tips memilih dan merawat sikat gigi balita yang bisa dilakukan oleh para orang tua.

Tips Merawat Balita Sakit

Jangan takut dan bingung ketika balita sakit! Usahakan kita sebagai orangtua mampu mengendalikan emosi dengan meredam rasa panik yang berlebihan ketika mengetahui si buah hati sakit. Hadirkan rasa nyaman dan tenang pada diri, sehingga kita mampu berfikir jernih untuk melakukan langkah selanjutnya. Berikut beberapa tips yang bisa anda jadikan pedoman ketika merawat balita sakit :
  1. Ketika balita mengalami demam tinggi sebagai gejala awal prodromal jangan langsung panik. Demam bukan penyakit namun merupakan alarm bahwa telah terjadi sesuatu dalam tubuh. Fikirkan penyebabnya bukan mematikan alarmnya. Demam adalah suhu tubuh diatas 37 derajat celcius untuk waktu minimal 1×24 jam. Sebagian besar demam pada anak  disebabkan oleh infeksi. Selama infeksi masih terjadi, maka demam masih berlanjut.
  2. Amati perilaku balita sakit dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Melalui observasi gelala yang ditimbulkan kita bisa segera mengetahui penyakit apa yang sedang menghampiri si buah hati. Jangan sampai terjadi dehidrasi pada anak, berikan ekstra minuman untuk pencegahannya.
  3. Kompres dengan air hangat, atau
  4. Balurkan bawang merah tumbuk yang dicampurkan oleh minyak telon/kayu putih pada bagian dada, kepala sekitar ubun-ubun, dan telapak kaki.
  5.  Rendam tubuh balita dalam air dengan suhu sehangat suhu tubuh anak.
  6.  Suhu ruangan dijaga agar tidak panas, pasang kipas angin dan jangan memakaikan pakaian yang tebal pada anak.
  7.  Jika demamnya tinggi, berikan obat penurun panas seperti parasetamol dosis rendah, gunanya untuk menurunkan sedikit suhu tubuh bukan menormalkannya. Jangan berikan 2 macam obat demam.
  8.  Hubungi dokter jika :
  •  Terjadi demam diatas 37 derajat celcius.
  •  Kondisi anak mulai memburuk.
  •  Demam sudah berlangsung selama 72 jam.
  •  Tidak mau minum dan mengalami dehidrasi.
  •  Rewel dan menangis terus menerus.
  •  Kejang.
  •  Sakit kepala hebat yang menetap.
  •  Sesak nafas.
  •  Muntah, diare terus menerus.
Merawat balita sakit memang tidak mudah, harus memiliki ekstra kesabaran yang cukup tinggi. Namun jika kita mau mengikuti beberapa tips diatas, Insya Allah semua akan terkendali, berjalan dengan lancar dan baik.

Tips Mengatasi Obesitas Pada Balita

Orangtua yang memiliki balita obesitas, pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi berat badan anak agar tidak terus meningkat.
Salah satu penyebab obesitas pada balita adalah faktor genetik. Hal ini merupakan faktor yang sulit dihindari. Apabila orangtuanya memiliki masalah dengan kelebihan berat badan, anak pun cenderung tumbuh dengan berat badan lebih tinggi dibandingkan balita seusianya.

Penyebab kedua adalah seringnya balita mengonsumsi junk food. Junk food tidak hanya berupa makanan cepat saji, tetapi juga makanan ringan dan makanan kemasan. Sebab, jenis-jenis makanan ini memiliki kandungan gula dan lemak  sangat tinggi.
Tingkah laku balita obesitas cenderung lebih lambat bergerak dibandingkan dengan balita yang memiliki berat badan normal. Berat badan di atas normal ini juga memengaruhi aktivitas sosialnya. Lama kelamaan mereka menarik diri dari pergaulan, karena merasa berbeda dengan teman-temannya.
 Untuk mengatasi obesitas pada balita, ada beberapa tips yang dapat diikuti, seperti di bawah ini.
  1. Mengatur Pola Makan.
    Mulailah dengan mengatur pola makan si balita. Terapkan waktu makan tiga kali dalam sehari. Jika balita masih lapar, berikan cemilan berupa buah segar. Buah-buahan tersebut sebatiknya tidak dijadikan jus, sebab jus lebih mudah dicerna. Akibatnya, balita akan lebih mudah lapar. Perhatikan juga buah-buahan yang diberikan. Hindari memberi buah-buahan berkalori tinggi seperti alpukat.
  2. Lakukan Aktivitas Fisik.
    Usahakan agar balita aktif bergerak hingga berkeringat. Tidak perlu berolahraga yang berat, tetapi buatlah suasana agar si balita tidak hanya berdiam diri. Jika balita sering bergerak, maka ada kalori yang terbakar. Berat badan balita obesitas pun dapat berangsur turun. Usahakan juga agar balita tidak terlalu banyak menonton TV dan berlama-lama di depan komputer. Kegiatan-kegiatan ini cenderung membuat balita kurang gerak.
  3. Hindari Mengemil.
    Obesitas pada balita juga terjadi karena si balita terlalu banyak mengemil. Cokelat dan es krim adalah makanan yang sangat disukai balita. Namun, makanan-makanan inilah yang menyebabkan balita obesitas. Biasakan balita untuk makan di rumah dan kurangi kebiasaan makan di luar, terutama ketika sedang berada di mall.
 Tips-tips di atas dapat langsung diterapkan bila orangtua memiliki balita obesitas. Bagaimana pun, obesitas pada balita dapat membahayakan kesehatan si balita itu sendiri.

Membiasakan Balita Belajar Etika Di Jalan Raya

Wah pasti was-was ya jika anak-anak ada di jalan raya. Betul bunda jalan raya penuh dengan bahaya. Bayangkan saja jika anak-anak berlarian di jalan, bisa-bisa tertabrak kendaraan yang melaju cepat. Bunda harus mengajari etika di jalan raya sejak balita. Memberi pelajaran etika di jalan raya berarti bunda telah mengurangi resiko bahaya yang dapat terjadi pada anak bunda saat berada di jalan raya. Beberapa hal yang perlu bunda lakukan untuk membiasakan balita belajar etika di jalan raya akan diulas dalam artikel ini.

Lakukan dengan pembelajaran sederhana

Pelajaran yang kedua adalah menyeberang jalan. Salah satu yang berbahaya saat berada di jalan raya adalah menyeberang jalan. Berilah arahan serta contoh kepada balita untuk menyeberang di zebra cross saat lampu pejalan kaki berwarna hijau atau lampu kendaraan berwarna merah. Katakana padanya untuk berjalan saat lampu hijau bergambar orang mulai menyala dan lampu merah yang tak bergambar menyala di saat bersamaan. Dengan begitu balita mengerti bagaimana harus menyeberang saat berada di jalan raya.
Saat mulai beranjak dewasa dan mulai bermain-main dengan sepeda, jangan lupa memberi tahu balita bunda cara bersepeda yang aman. Selalu katakan untuk berada di sisi paling kiri jalan agar tidak tertabrak kendaraan yang berlalu lalang. Katakan untuk selalu waspada dan menengok kanan serta kiri saat akan berbelok. Selalu ajarkan mengenai keselamatan berkendara seperti mengenakan helm sepeda serta pelindung lutut dan siku untuk menghindari cedera saat jatuh dari sepeda.

Orang Tua Pun Harus Belajar

Ya, orang tua jua harus belajar. Jangan sampai orang tua mengajari hal-hal yang baik namun orang tua sering mengabaikan keselamatan mengemudi atau melanggar rambu lalu lintas di jalan. Ingat anak anda menangkap contoh yang anda berikan dan merekamnya dengan sangat baik hingga dewasa. Jadi pada intinya jadilah contoh bagi balita anda.
Bunda penting sekali lho untuk membiasakan balita belajar etika di jalan raya. Kemampuan mengenali rambu serta etika-etika lain di jalan raya dapat membantu mengurangi resiko bahaya balita anda di jalan raya. Mengajarinya sekarang berarti mengajarinya untuk selamanya kan bunda, karena kita tahu bahwa otak balita adalah otak yang sangat cemerlang, bahkan sering disebut periode emas perkembangan otak.

Variasi Menu Makanan Pada Balita Susah Makan

Kondisi balita yang susah makan tentunya akan memberikan rasa khawatir dalam diri orang tua. Karena dengan susahnya si balita untuk makan maka akan dikhawatirkan pula bagaiman asupan gizi yang akan diperoleh oleh si balita. Di mana pada usia balita inilah amat membutuhkan asupan gizi yang cukup dan seimbang untuk membantu proses perkembangan dan pertumbuhan yang sedang dialami. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan membuat variasi menu makanan pada balita susah makan.
Berikut adalah beberapa variasi menu makanan pada balita susah makan.
  1. Keadaan makan si balita amatlah berhubungan dengan perasaan yang dirasakan saat sedang makan. Maka dari itu, orang tua harus sedapat mungkin untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi diri si balita saat makan. Sehingga iapun akan dengan senang hati membuka mulut untuk menerima makanan yang disuapkan oleh si ibu.
  2. Selain menjaga perasaan dari si balita, keadaan dari makanan itu sendiri juga memberikan pengaruh pada keinginan balita untuk mau makan. Dalam hal ini, makanan yang disajikan harus dapat untuk menarik hati si balita pula. Menarik dalam artian, ibu dapat menciptakan menu makanan dengan bentuk yang tak biasa. Di mana saat ini telah banyak kreasi mode penataan aneka makanan untuk balita dan juga anak-anak. Karena hal ini bertujuan untuk menarik perhatian dan keinginan dari si balita untuk mau makan.Misalnya si balita memiliki rasa tertarik kepada satu tokoh kartun tertentu, maka ibu dapat membentuk makanan dengan mencontoh bentuk si tokoh kartun tersebut. Hal ini tentunya akan menjadi hal yang menarik bagi si balita kita.
  3. Kandungan gizi yang ada di dalam makanan tetap harus diperhatikan. Balita adalah dalam masa membutuhkan asupan gizi yang lengkap. Walaupun susah makan, balita harus tetap  dimotivasi agar dapat memakan semua makanan dengan kandungan gizi yang seimbang dan lengkap. Ibu harus dapat memastikan bahwa menu makanan yang disajikan mengandung kandungan gizi yang lengkap terhadap kebutuhan si balita.
Itulah beberapa variasi menu makanan pada balita susah makan yang dapat diterapkan orang tua kepada balita yang sedang mengalami kesulitan mendapatkan selera makan.

Bagaimana Cara Meredakan Stress pada Bayi

Bayi adalah makhluk mungil yang harus dimengerti kebutuhannya, karena ia belum bisa mengatakan apa yang menjadi keinginannya. Memahami bayi bukanlah hal yang mudah, namun seorang ibu harus bisa melakukanya. Adakalanya bayi Anda merengek terus, namun upaya yang Anda lakukan, seperti memberinya makan, minum, atau meninabobokkan justru membuatnya semakin rewel. Kalau sudah begitu, tentunya Anda pasti kebingungan harus berbuat apa. Jika bayi Anda rewel bukan karena ngantuk atau lapar, Anda harus mengecek suhu tubuhnya. Jika suhu tubuhnya juga normal, ada kemungkinan jika bayi Anda mengalami stress. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui bagaimana cara meredakan stress pada bayi agar permasalahan segera teratasi.
Stress pada bayi sangat berbeda dengan stress pada orang dewasa. Stress pada bayi biasanya dikarenakan ia merasa bosan dan tidak nyaman. Sebelum Anda mengetahui bagaimana cara meredakan stress pada bayi, kenali dulu gejala dan penyebab stress pada bayi.

Gejala stress pada bayi

  1. Bayi merengek dan menangis.
  2. Bayi terlihat murung dan tidak ceria.
  3. Tidurnya tidak nyenyak dan terlihat gelisah.
  4. Adanya perubahan kondisi fisik, misalnya berat badang berkurang akibat susah makan, adanya alergi, dan lain-lain.
  5. Minta digendong terus sama ibunya atau pengasuhnya dan tidak mau dilepas.

Penyebab stress pada bayi

  1. Kebutuhan dasar bayi tidak terpenuhi dengan baik, misalnya : terlambat makan dan minum,  dibiarkan terlalu lama tanpa ada yang menemani, dan lain-lain.
  2. Minta perhatian ibunya.
  3. Merasa tidak nyaman atau kesakitan pada anggota tubuhnya.
  4. Suara bising.
  5. Bayi yang dibesarkan dalam suasana yang berpindah-pindah.
  6. Orang tuanya bertengkar.
  7. Tertular stress yang dibawa ibu atau pengasuhnya.
  8. Berganti-ganti pengasuh.

Bayi Anda Sering Mimisan ?

Mimisan umumnya diderita oleh anak diatas usia dua tahun, namun bagaimana jika bayi Anda sering mimisan? Mimisan atau menurut istilah medis disebut sebagai epitaxis, yang artinya gangguan pada pembuluh darah di daerah hidung. Pembuluh darah daerah hidung memang sangat tipis dan peka, sehingga mudah pecah oleh beberapa hal, diantaranya benturan keras pada hidung, kemasukan benda asing, paparan panas matahari secara langsung, korekan tangan, dan lain-lain. Selain itu, mimisan bisa terjadi karena adanya faktor genetik atau keturunan dan juga tanda-tanda penyakit. Mimisan yang harus diwaspadai jika berasal dari saluran dalam hidung (Posterior), karena merupakan gejala penyakit berbahaya, seperti : hipertensi, tumor ganas, leukimia, casdiovascular, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, mimisan bukanlah hal yang menakutkan asalkan tidak disertai gejala lainnya, seperti mual, pusing, demam, dan lain-lain. Mimisan yang terjadi pada bayi di usia 0 hingga 2 tahun harus diwaspadai, karena bisa jadi merupakan gejala penyakit, misalnya demam berdarah. Demam berdarah biasanya menimbulkan perdarahan, salah satunya melalui cuping hidung. Untuk itu, jangan abaikan jika bayi Anda mengalami perdarahan pada hidung. Orang tua harus mengevaluasi, apakah benar mimisan tersebut akibat benturan, perubahan cuaca, atau paparan benda asing karena bisa jadi mimisan tersebut merupakan gejala penyakit berbahaya yang bisa mengancam keselamatan buah hati Anda.

Cara Mengatasi Bayi Mimisan

  1. Angkat tubuh bayi dalam posisi duduk tegak dan agak condongkan ke depan.
  2. Hindari membiarkan bayi dalam posisi terbaring, karena dikhawatirkan darahnya akan tertelan ke dalam saluran pencernaannya yang menyebabkan bayi mual atau muntah.
  3. Untuk menghentikan perdarahan, Anda bisa menekan cuping hidung bayi secara perlahan dengan jari jempol dan jari tengah Anda. Tekan selama 5 menit hingga mimisan berhenti.
  4. Masukkan ujung daun sirih yang dilipat memanjang ke dalam hidung bayi, diamkan sebentar hingga darah berhenti.
  5. Mengompres hidung bayi dengan es selama 5 menit.
Bila perdarahan terus berlanjut, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lanjut. Demikian informasi dari kami.

Cara Menangani Bayi Terjatuh

Faktanya hampir semua bayi pernah terjatuh dan setiap ibu pasti panik ketika melihat bayinya yang masih kecil dan rentan itu terjatuh. Tapi parahnya, terkadang kepanikan ibu malah akan membuat bayi merasa tidak nyaman dan merasa kesakitan, karena tidak semua posisi berbahaya ataupun sebaliknya ibu juga jangan terlalu cuek melihat bayinya terjatuh. Oleh sebab itu, penting sekali menambah wawasan ibu untuk mengetahui bagaimana sebaiknya cara menangani bayi ketika jatuh.

Langkah-Langkah Penanganan Bayi Ketika Terjatuh

  1. Langsung mengangkatnya secara perlahan dan meletakkan bayi pada tempat yang nyaman dan rata untuk melihat keadaannya serta lukanya.
  2. Jangan mengangkat bayi terlalu cepat karena dapat membahayakan tubuhnya yang mungkin saja mengalami benturan keras atau luka.
  3. Hilangkan kekagetan bayi dengan cara memberikan minum. Mengelus tubuhnya perlahan agar bayi merasakan ketenangan bersama ibu disampingnya.
  4. Mengecek tubuhnya secara perlahan dari ujung kepala hingga ujung kaki serta punggungnya, sebelum dibawa ke dokter.
  5. Jika terdapat luka pada bagian tubuhnya, segera bersihkan dan hentikan perdarahan dengan menggunakan perban.
  6. Jika menemukan memar, gunakan bongkahan es dalam kantung untuk mengompres luka memarnya. Es dapat membantu menghilangkan memar.
  7. Jika menemukan bagian tulang yang patah, segera bawa bayi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif atau tidak perlu membawanya ke rumah sakit, tapi ibu harus betul-betul memperhatikan kemajuan si bayi dari hari ke hari, seperti apakah ia menjadi mudah cengeng, selera makannya turun, pola tidurnya berubah, dan apakah ia menjadi malas-malasan. Seandainya contoh itu terjadi pada bayi Anda, segeralah dibawa ke dokter untuk melihat apakah ada tubuh bagian dalam yang mengalami gangguan atau memang ada benturan keras dan jatuh pada bagian kepala.
Cara penanganan bayi yang terjatuh tidak selalu sama, akan tetapi pencegahan selalu lebih baik. Awasi selalu bayi kesayangan ibu ya

Apa Itu Konstipasi Bayi ?

Bila terjadi pada orang dewasa, konstipasi tidak akan terlalu sulit ditebak. Orang akan dengan mudah menyatakan bahwa gangguan pencernaannya adalah konstipasi. Lalu, bagaimana dengan bayi? Apakah tidak teraturnya buang air besar pada bayi merupakan tanda konstipasi pada bayi? Bila bukan, apa itu konstipasi bayi?

Konstipasi pada bayi tidak bisa hanya dinyatakan dengan melihat tanda bahwa ia mengalami kesulitan buang air besar karena tidak ada jadwal yang normal pada pencernaan bayi. Semuanya tergantung pada apa yang bayi makan dan minum, apa aktivitasnya, dan sebagainya. Kita harus mengetahui keunikan jadwal bayi, sehingga saat jadwal uniknya tadi tidak berjalan, ibu bisa mewaspadai terjadinya konstipasi.
Selain perubahan jadwal, konstipasi pada bayi terjadi bila ia tidak buang air besar selama 3 hari. Bila ia buang air besar, ia akan mengeluarkan kotoran yang keras dan kering. Selain itu, konstipasi pada bayi juga bisa terjadi bila ibu menemukan kotoran yang dikeluarkannya berupa cairan dan bukannya kotoran yang keras, karena kotoran yang cair tadi bisa melewati usus bagian bawah.

Faktor Penyebab Konstipasi Bayi

  1. Susu formula yang kandungannya tidak seseimbang ASI sehingga bisa mengganggu pencernaan bayi.
  2. Baru berkenalan dengan makanan padat yang biasanya rendah serat.
  3. Dehidrasi karena sistem tubuh mengambil cairan dari usus sehingga usus menjadi kering dan mengakibatkan pembuangan menjadi susah.
Jika bayi ibu menunjukkan gejala konstipasi yang terlalu sering, segera konsultasikan hal ini ke dokter mengenai apa itu konstipasi bayi dan bagaimana menanganinya, karena bagaimanapun juga setiap bayi memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula.

Apa Itu Konstipasi Bayi ?

Bila terjadi pada orang dewasa, konstipasi tidak akan terlalu sulit ditebak. Orang akan dengan mudah menyatakan bahwa gangguan pencernaannya adalah konstipasi. Lalu, bagaimana dengan bayi? Apakah tidak teraturnya buang air besar pada bayi merupakan tanda konstipasi pada bayi? Bila bukan, apa itu konstipasi bayi?

Konstipasi pada bayi tidak bisa hanya dinyatakan dengan melihat tanda bahwa ia mengalami kesulitan buang air besar karena tidak ada jadwal yang normal pada pencernaan bayi. Semuanya tergantung pada apa yang bayi makan dan minum, apa aktivitasnya, dan sebagainya. Kita harus mengetahui keunikan jadwal bayi, sehingga saat jadwal uniknya tadi tidak berjalan, ibu bisa mewaspadai terjadinya konstipasi.
Selain perubahan jadwal, konstipasi pada bayi terjadi bila ia tidak buang air besar selama 3 hari. Bila ia buang air besar, ia akan mengeluarkan kotoran yang keras dan kering. Selain itu, konstipasi pada bayi juga bisa terjadi bila ibu menemukan kotoran yang dikeluarkannya berupa cairan dan bukannya kotoran yang keras, karena kotoran yang cair tadi bisa melewati usus bagian bawah.

Faktor Penyebab Konstipasi Bayi

  1. Susu formula yang kandungannya tidak seseimbang ASI sehingga bisa mengganggu pencernaan bayi.
  2. Baru berkenalan dengan makanan padat yang biasanya rendah serat.
  3. Dehidrasi karena sistem tubuh mengambil cairan dari usus sehingga usus menjadi kering dan mengakibatkan pembuangan menjadi susah.
Jika bayi ibu menunjukkan gejala konstipasi yang terlalu sering, segera konsultasikan hal ini ke dokter mengenai apa itu konstipasi bayi dan bagaimana menanganinya, karena bagaimanapun juga setiap bayi memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula.

Manfaat Terapi Pijat Untuk Konstipasi Bayi

Berbeda dengan orang dewasa, ketika bayi mengalami konstipasi tidak bisa sembarangan mengkonsumsi obat-obatan. Salah satu cara untuk mengatasi konstipasi pada bayi adalah dengan terapi pijat. Manfaat terapi pijat untuk konstipasi pada bayi memang sudah dikenal sejak lama dan terbukti dapat membantu mengatasi masalah ini.
Terapi pijat untuk konstipasi pada bayi merupakan terapi pijat pada bagian perut atau bawah perut bayi dengan targetnya adalah usus. Gerakan utamanya adalah memutar sesuai arah jarum jam. Mengapa demikian? Karena dubur atau rektum bayi terletak di kiri sehingga gerakan memutar ini tidak boleh terbalik yang malah mengakibatkan bayi semakin susah buang air besar.

Keuntungan Terapi Pijat Konstipasi Bayi

  1. Meningkatkan pemuatan dengan meningkatkan tekanan perut dalam.
  2. Merangsang gerak peristaltic.
  3. Meningkatkan frekuensi gerakan usus.
  4. Mengurangi waktu transit di usus besar.
  5. Rileks dan nyaman.
Untuk mendapatkan manfaat terapi pijat untuk konstipasi pada bayi, terapi ini harus dilakukan dengan benar. Pijat ini bisa dilakukan sendiri di rumah oleh ibu dan lakukan selama 30 menit sesudah bayi makan agar bayi tidak muntah. Atau ibu bisa membawanya pada terapis khusus pijat bayi. Bangun komunikasi selama memijat agar bayi merasa nyaman. Gunakan minyak natural untuk menghangatkan dan membantu gerakan pijat.

Bubur Ceker Ayam Jagung untuk balita

Dibuang sayang, itulah yang biasa menjadikan kaki ayam atau ceker tetap dimanfaatkan sebagai makanan kita, baik dewasa maupun untuk bayi. Para ibu selalu menyertakan ceker ayam pada saat mengolah bubur bayinya. Ya, biasanya untuk penyedap atau kaldu agar rasa bubur menjadi gurih. Tetapi apakah ceker ayam ini memiliki kandungan gizi yang diperlukan oleh bayi di masa tumbuh kembangnya?
Salah satu nutrisi yang terkandung di dalam ceker ayam adalah kolagen yang berguna untuk persendian manusia dimana zat ini sebenarnya belum diperlukan secara langsung oleh bayi dan anak-anak. Kandungan lainnya adalah lemak dan kalsium. Jika ceker direbus bersama bubur misalnya maka kalsium juga akan “keluar” dari hasil rebusannya. Tentunya jika hanya membuat bubur dengan ceker tidak lah cukup untuk memenuhi kebutuhan kesehatan bayi. Tambahkan bahan makanan lain seperti daging, sayur, telur dan lain-lainnya seperti juga jagung.
Bahan-bahan :

  • 5 potong ceker ayam, bersihkan
  • 1 liter air utk merebus
  • 1/2 sdm margarine
  • 1/2 siung bawang putih cincang halus
  • 2 sdm daging ayam cincang
  • 30 gram beras dikukus hingga matang
  • 1/2 bonggo jagung manis, iris halus
  • 20 gram wortel cincang halus
  • 250 ml kaldu ceker
  • 1/2 buah tomat buang bijinya

Cara Membuat :
  1. Rebus ceker hingga lunak, ambil kuahnya
  2. Panaskan margarine, tumis bawang putih
  3. Masukkan daging ayam cincang
  4. Angkat dan pindahkan tumisan ke dalam panci berisi beras.
  5. Aduk hingga matang dan menjadi bubur
  6. Masukkan tomat, angkat dan siap disajikan

Kapan Waktu yang Tepat Membacakan Dongeng untuk Bayi ?

Mendongeng bagi bayi, kini sedang menjadi trend terapi sekaligus perlakuan yang diberikan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. Dongeng dan kegiatan mendongeng telah terbukti memiliki manfaat kompleks bagi perkembangan bayi khususnya di dalam fungsi mengoptimalkan daya kerja otak. Mendengarkan dongeng dapat meningkatkan kecerdasan anak, kreativitas, kemampuan berinovasi, kemampuan berkomunikasi, menumbuhkan jiwa leadership dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Lalu kapan saja waktu yang tepat membacakan dongeng untuk bayi?

Bayi memiliki rentang aktivitas yang masih sangat cukup di luar bermain dan tidur. Kemampuan bayi menyerap aktivitas yang terjadi di lingkungannya cukup optimal baik ketika terjaga maupun sudah dalam kondisi tidur. Pada kondisi terjaga, bayi belajar melakukan konsentrasi terhadap sebuah obyek. Pada saat tertidur, bayi juga memiliki respon terhadap lingkungan termasuk mendengar apa yang diperdengarkan untuknya.

Mendongeng atau bercerita kepada bayi dapat dilakukan pada batas antara terjaga dan tertidur. Jadi sangat tepat jika orang tua pada jaman dahulu menceritakan sebuah dongeng ketika menjelang tidur. Ternyata hal tersebut bukan tanpa alasan. Pada saat menjelang tidur, kondisi otak manusia termasuk bayi memiliki gelombang yang rendah. Pada kondisi gelombang rendah tersebut, telinga masih dapat mendengar dengan baik serta konsentrasi dan fokus terhadap suatu obyek justru menjadi meningkat. Kondisi mental juga relatif lebih stabil. Pada keadaan demikian, akan lebih mudah memasukkan suatu informasi. Ketika mulai memasuki alam bawah sadar, yaitu pada kondisi setengah tertidur namun belum terlalu pulas, informasi dapat lebih mudah dimasukkan ke dalam otak dan memori seseorang. Otak juga akan dengan lebih mudah mengolah informasi tersebut. Sehingga kapan waktu yang tepat membacakan dongeng untuk bayi, yaitu ketika menjelang tidur merupakan jawabannya.

Ketika anak sudah nampak pulas, kegiatan mendongeng dapat tetap dilanjutkan, namun kondisi alam bawah sadar anak sudah memasuki ke dalam alam mimpi di mana efektivitas menyerap informasi lingkungan berkurang. Sedangkan pada kondisi sadar atau terjaga, bayi juga tetap dapat diberi dongeng, hanya saja daya serap informasi tidak sekuat ketika anak dalam kondisi bawah sadar atau setengah sadar. Kini anda tahu kapan saja waktu yang tepat membacakan dongeng untuk bayi.

Kapan Waktu yang Tepat Membacakan Dongeng untuk Bayi ?

Mendongeng bagi bayi, kini sedang menjadi trend terapi sekaligus perlakuan yang diberikan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. Dongeng dan kegiatan mendongeng telah terbukti memiliki manfaat kompleks bagi perkembangan bayi khususnya di dalam fungsi mengoptimalkan daya kerja otak. Mendengarkan dongeng dapat meningkatkan kecerdasan anak, kreativitas, kemampuan berinovasi, kemampuan berkomunikasi, menumbuhkan jiwa leadership dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Lalu kapan saja waktu yang tepat membacakan dongeng untuk bayi?

Bayi memiliki rentang aktivitas yang masih sangat cukup di luar bermain dan tidur. Kemampuan bayi menyerap aktivitas yang terjadi di lingkungannya cukup optimal baik ketika terjaga maupun sudah dalam kondisi tidur. Pada kondisi terjaga, bayi belajar melakukan konsentrasi terhadap sebuah obyek. Pada saat tertidur, bayi juga memiliki respon terhadap lingkungan termasuk mendengar apa yang diperdengarkan untuknya.

Mendongeng atau bercerita kepada bayi dapat dilakukan pada batas antara terjaga dan tertidur. Jadi sangat tepat jika orang tua pada jaman dahulu menceritakan sebuah dongeng ketika menjelang tidur. Ternyata hal tersebut bukan tanpa alasan. Pada saat menjelang tidur, kondisi otak manusia termasuk bayi memiliki gelombang yang rendah. Pada kondisi gelombang rendah tersebut, telinga masih dapat mendengar dengan baik serta konsentrasi dan fokus terhadap suatu obyek justru menjadi meningkat. Kondisi mental juga relatif lebih stabil. Pada keadaan demikian, akan lebih mudah memasukkan suatu informasi. Ketika mulai memasuki alam bawah sadar, yaitu pada kondisi setengah tertidur namun belum terlalu pulas, informasi dapat lebih mudah dimasukkan ke dalam otak dan memori seseorang. Otak juga akan dengan lebih mudah mengolah informasi tersebut. Sehingga kapan waktu yang tepat membacakan dongeng untuk bayi, yaitu ketika menjelang tidur merupakan jawabannya.

Ketika anak sudah nampak pulas, kegiatan mendongeng dapat tetap dilanjutkan, namun kondisi alam bawah sadar anak sudah memasuki ke dalam alam mimpi di mana efektivitas menyerap informasi lingkungan berkurang. Sedangkan pada kondisi sadar atau terjaga, bayi juga tetap dapat diberi dongeng, hanya saja daya serap informasi tidak sekuat ketika anak dalam kondisi bawah sadar atau setengah sadar. Kini anda tahu kapan saja waktu yang tepat membacakan dongeng untuk bayi.

Bayi Masih Dalam Kandungan, Perlukah Diajak Berbicara ?

Janin yang ada di dalam rahim, sejatinya sudah bisa mendengar suara yang berasal dari luar rahim setelah usia kehamilan 23 minggu. Pada saat itu, bayi sudah mulai bisa membedakan suara luar yang didengar dan dia sudah bisa mengenali suara ibunya. Oleh karena itulah, mengajak berbicara bayi sejak dalam kandungan itu penting sekali. Komunikasi bisa dilakukan dengan mengajaknya berbicara, mendengarkan musik, membacakan cerita atau membacakan puisi untuknya. Kebiasaan komunikasi ini akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menulis, membaca dan kekayaan bahasa bayi kelak.

Saat bayi berada di dalam kandungan, indera pendengarannya dibantu oleh air ketuban sebagai penghantar suara yang baik. Janin pun mampu mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara di dalam usus. Bahkan janin akan bereaksi cepat ketika mendengar suara yang keras yang mampu membuat bayi melompat. Oleh karena itulah sangat penting bagi orang tua untuk mendengarkan suara-suara positif kepada bayi sejak dalam kandungan. Suara musik yang lembut, akan membuat bayi merasa tenteram.

Mengajak berbicara bayi sejak dalam kandungan bisa dengan memberikan sapaan kepada bayi saat akan tidur maupun bangun tidur. Sapalah bayi dengan sapaan sayang sebagaimana Anda menyapa suami atau orang-orang yang Anda sayangi. Akuilah keberadaan bayi dengan memberikan sapaan sayang kepadanya. Selain itu, mengajak bayi berbicara dalam setiap aktivitas akan membuat hari-hari bayi lebih bahagia dan dia bisa belajar lebih tentang dunia di sekitar yang belum bisa dilihatnya.

Ketika bayi melakukan tendangan di perut, ajaklah dia berbicara. Katakanlah Anda berada di dekatnya dan sangat menyayanginya. Menyanyilah untuk bayi Anda sebelum mengajaknya tidur. Anda pun bisa mengajaknya berdoa setiap akan melakukan aktivitas. Kegiatan ini akan membuat bayi semakin peka dengan suara yang didengarnya dari dalam rahim. Sesekali, tutuplah mata Anda dan letakkan kedua tangan di atas perut, hiruplah udara dan bernapaslah secara alami. Bayangkan bayi Anda sedang bermain. Rasakan cinta dan kehangatan yang akan menambah rasa bahagia untuk Anda dan bayi. Mengajak berbicara bayi sejak dalam kandungan ini juga merupakan bagian dari pembentukan karakter anak sejak dini.

Menjemur dan Memberi ASI Bisa Mengurangi Kuning Bayi

Bayi baru lahir yang kurang bulan (prematur) atau melalui operasi caesar, tidak sedikit yang mengalami kuning. Resiko kuning (ikterus) merupakan hal yang tidak boleh dianggap remeh. Bila tidak ditangani dengan benar, kadar kuning pada bayi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada otak bahkan resiko kematian. Warna kuning pada bayi baru lahir dapat terlihat pada kulitnya, dan matanya. Bila kulitnya ditekan kemudian dilepaskan maka akan terlihat warna kuning, ini berarti bayi kuning. Biasanya dokter akan menyarankan orangtua bayi untuk melakukan pemeriksaan laboratorium bagi bayi tersebut. Pemeriksaan laboratorium tersebut untuk mengetahui kadar bilirubin pada bayi. Namun, bila kadar kuning pada bayi tidak tinggi, biasanya dokter menyarankan orangtua bayi untuk menjemur bayi pada pagi hari, dan bayi harus sering diberi ASI.

Berdasarkan penelitian, menjemur dan memberi ASI memang dapat mengurangi kadar kuning pada bayi. Dokter, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya akan menyarankan untuk menjemur bayi dan memberi ASI pada bayi sesering mungkin. Menjemur memberikan pengaruh positif bagi bayi, sehingga bayi lebih sehat. Begitu pula dengan memberi ASI memberikan banyak sekali keuntungan atau kelebihan dibanding susu formula. Bila kegiatan menjemur disertai dengan memberi ASI pada bayi, maka bayi yang mengalami kuning akan lebih cepat mengalami penurunan kadar bilirubinnya.

Waktu yang tepat untuk menjemur bayi di pagi hari adalah antara jam 7 hingga jam 8 pagi. Lakukan selama kurang lebih 1/2 atau 1 jam setiap harinya. Pada waktu tersebut sinar matahari tidak terlalu panas dan terik, sebaiknya jemur bayi pada saat cuaca tidak berangin. Pada saat menjemur, bayi dibuka pakaiannya agar seluruh tubuhnya terkena sinar matahari langsung. Setelah menjemur, bayi sebaiknya langsung diberi ASI untuk mencegah dehidrasi. Hal lain yang perlu diketahui adalah jangan lupa untuk menutupi mata bayi agar bayi tidak silau dan menjaga kornea mata bayi dari kerusakan. Bayi yang memiliki tingkat bilirubin yang tinggi sebaiknya semakin sering diberi ASI bukan susu formula. Untuk mengetahui secara kuantitatif kadar bilirubin yang terdapat pada seorang bayi sebaiknya melakukan konsultasi ke dokter untuk dapat memperoleh rujukan pengujian laboratorium. Secara umum saat bayi bertambah usia, kadar bilirubin akan menurun dengan sendirinya, dan penurunan ini akan lebih cepat jika bayi sering dijemur dan diberi ASI sebab menjemur atau memberi ASI bisa ngurangi kadar kuning pada bayi.

Cara Merawat Bayi: Bayi Tidur Nyenyak

Salah satu dari merawat bayi adalah mempelajari pola tidurnya. Tidur yang berkualitas membuat bayi Anda tumbuh berkembang dengan maksimal karena pada saat bayi tidur dengan lelap, disitulah hormon pertumbuhan bisa bekerja dengan maksimal dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Namun, banyak sekali kendala yang membuat bayi Anda sulit mendapatkan tidur yang berkualitas, misalnya : bising, kembung, cuaca panas atau dingin, dan lain-lain.

Mengingat banyaknya masalah dalam tidur bayi, maka Anda harus memiliki tips membuat bayi tidur nyenyak. Ciri-ciri bayi yang mendapatkan tidur berkualitas adalah ketika ia bangun dengan wajah ceria, rileks, ototnya terlihat lemas, dan biasanya bayi yang memiliki tidur berkualitas akan jarang terlihat rewel atau uring-uringan.
Langkah awal yang harus Anda lakukan adalah pahami bayi Anda.  Apa yang diinginkan bayi Anda saat dia menangis? Apakah karena mengantuk, ingin bermain, lapar, haus, kepanasan atau kedinginan. Biasanya bayi Anda akan merasa nyaman jika Anda bisa memahami kebutuhannya.

Tips Agar Bayi Tidur Nyenyak dan Berkualitas

  1. Atur suhu ruangan, usahakan jangan terlalu panas atau dingin.
  2. Atur pola tidur bayi, misalnya dengan mengajari bayi untuk mengenal siang dan malam
  3. Mengatur cahaya lampu, redupkan lampu pada saat dia bersiap untuk tidur karena hal itu berguna untuk menghindari bayi kaget saat dia terbangun.
  4. Hindari suara bising, Anda bisa menidurkan bayi dengan iringan musik yang tenang
  5. Pastikan bayi Anda tidak kelaparan atau kekenyangan
  6. Berikan pijatan lembut ke seluruh tubuh bayi
  7. Membedong bayi agar ia merasa hangat dan nyaman
  8. Pastikan bayi Anda memakai pakaian yang nyaman dan popok berdaya serap tinggi
  9. Ayun perlahan bayi Anda untuk membantu bayi tertidur
  10. Sebelum tidur, Anda bisa membasuh tubuh bayi dengan air hangat agar tidur bayi semakin berkualitas
  11. Terapkan Cosleeping (tidur di dekat bayi) agar bayi Anda merasa aman dan nyaman.

Penanganan Bayi Terkena ASI di Wajah

Saat menyusui, tidak jarang ASI tumpah dan membasahi wajah bayi kita. ASI yang menempel pada kulit wajah bayi dapat menyebabkan rasa gatal dan kemerahan pada kulitnya. Beberapa ibu memilih untuk berhenti menyusui karena tidak ingin melihat bayinya terganggu rasa gatal.
Sebenarnya, kasus bayi mengalami gatal-gatal dan bintik merah akibat terkena ASI sangat jarang terjadi. Namun, sebagian kecil bayi ada yang peka dengan protein dalam susu, sehingga terjadilah rasa gatal tersebut. Ibu tidak perlu berhenti menyusui, hanya perlu mengetahui trik mengatasi gangguan pada kulit bayi.

Tips penanganan bayi yang terkena ASI di wajah:

  •  Siapkan lap dengan air hangat atau handuk kecil yang bersih setiap kali menyusui bayi. Jika ada percikan ASI yang mengenai kulit wajah bayi, segera lap dengan lembut. Anda dapat juga menggunakan tisue basah khusus bayi atau kapas.
  • Kurangi atau hindari makanan yang dapat memicu alergi pada bayi; seperti kacang, udang, kerang, telur, atau cumi. Gandum kadangkala dapat menimbulkan alergi, demikian pula susu sapi. Perhatikan apakah gatal dan kemerahan tersebut hilang setelah anda berhenti menyantap makanan tertentu selama beberapa hari. Jika tidak juga hilang, segera konsultasikan dengan dokter anda.
  • Pemberian krim untuk bayi dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman akibat gatal tersebut. Bersihkan wajah bayi setiap kali usai menyusui, lalu bubuhkan krim bayi pada bagian yang terlihat merah. Jika tidak tersedia krim, anda bisa menggunakan sedikit minyak zaitun untuk dioleskan.
  • Gantilah celemek bayi dengan yang bersih setiap kali menyusui. Cara ini akan membantu mengurangi kontak antara kulit bayi yang sensitif dengan tumpahan ASI yang mungkin tertinggal di celemeknya.
  • Cuci celemek, selimut, dan baju bayi yang terkena tumpahan ASI hingga bersih, sampai noda ASI hilang.
Kunci penanganan bayi terkena ASI di wajah adalah dengan memastikan bahwa tumpahan ASI segera dibersihkan, dan selalu menggunakan handuk serta celemek bersih setiap kali bayi menyusu.

Pengaruh Musik untuk Perkembangan Otak Bayi

Musik dan bernyanyi adalah hal yang menyenangkan yang suka dilakukan oleh hampir semua orang. Kegiatan tersebut juga kerap dilakukan oleh para orangtua dalam mengasuh buah hatinya. Banyak orang tua yang mempercayai bahwa musik memiliki pengaruh musik untuk perkembangan otak bayi. Karena banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa musik memiliki peranan untuk mengembangkan beberapa aspek yang ada di dalam otak bayi.
Berikut ini adalah beberapa pengaruh positif musik pada perkembangan otak bayi :
  1. Musik dapat mengembangkan aspek kognitif. Dengan mendengarkan musik, tanpa kita sadari bahwa aspek kognitif bayi sedang berkembang. Aspek kognitif adalah kemampuan otak di dalam menciptakan daya fantasi dan juga memvisualisasikan segala hal yang ditangkap oleh otak. Saat mendengarkan musik, syaraf yang ada di otak akan terangsang. Kemudian, si bayi akan mulai untuk menggerakan beberapa bagian kecil dari tubuhnya, dengan atau tanpa kita sadari. Inilah sebagai awal kemampuan kognitif dalam dirinya akan terbentuk.
  2. Musik berpengaruh pada kecerdasan emosional. Dengan mendengarkan musik, si bayi akan mendalami bagaimana lantunan lirik dan nada yang ada di dalam musik tersebut. Inilah yang akan mendorong rasa empati si bayi untuk dapat merasakan apa yang ada di sekelilingnya. Ia akan mulai untuk belajar menganalisa mana musik yang menunjukan perasaan bahagia ataupun mana musik yang mengungkapkan perasaan senang dan suka. Hal ini akan terus ada di dalam diri si bayi dan dibawa terus sepanjang proses perkembangan yang ia jalani sampai beranjak dewasa. Dengan bekal ini, si bayi juga akan mampu untuk mengolah emosi dan perasaan dirinya sendiri.
  3. Meningkatkan kemampuan dalam berbahasa dan berbicara. Musik akan merangsang syaraf otak dengan memberikan stimulan berupa alunan musik itu sendiri. Inilah yang akan menjadi hal yang sangat baik untuk merangsang bayi lebih cepat mengenal bahasa. Rangsangan ini juga akan memberikan feedback berupa daya kata dari si bayi walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana atau tak dapat dipahami oleh siapapun juga. Namun, musik ini akan membuat diri si bayi lebih dekat dengan dunia kata-kata.
Itulah pengaruh musik untuk perkembangan otak bayi. Karena inilah, tak sedikit orang tua yang sudah mendekatkan dunia musik kepada bayinya.

Tumbuhkan Kreatifitas Bayi Lewat Cerita

Sebagai orang tua, kita tidak perlu menunggu anak sudah bisa membaca dan berbicara dengan lancar untuk membacakan cerita. Bayi yang masih kecil memang tampak belum mengerti dan bisa memahami cerita. Namun kita harus tahu bahwa pada kenyataannya bayi sedang menerima proses input, menyerap segala sesuatu yang terjadi di sekitar dan kemudian memprosesnya. Membacakan cerita kepada bayi sejak kecil, akan memperkaya tahapan penting bagi bayi dalam perkembangan menumbuhkan kreatifitas bayi lewat cerita terutama kemampuan membaca dan berbicara.

Saat akan membacakan cerita kepada bayi carilah kursi yang nyaman dan taruhlah bayi di pangkuan Anda. Setelah itu, bacakan satu buku cerita kepada bayi dengan nada sesuai alur cerita. Gunakan intonasi suara yang menarik sesuai dengan isi cerita. Gaya bercerita ini akan menjadi bahasa komunikasi. Anda dengan bayi saat cerita tersebut dibacakan. Selain itu, jalinlah kontak mata dengan bayi. Selipkan pembicaraan kecil dan panggil namanya serta berbicara dengannya tentang cerita yang Anda bacakan. Kegiatan membacakan cerita ini akan membantu menumbuhkan kreatifitas bayi lewat cerita secara tidak langsung.

Membacakan cerita kepada bayi bisa juga dilakukan ketika ibu memberikan ASI. Bisa pula dengan melibatkan anggota keluarga untuk mendapatkan suasana yang lebih hidup. Jika kegiatan membacakan cerita dilakukan secara rutin, kecerdasan bayi juga akan semakin terbentuk. Kecerdasan adalah satu hal yang membedakan satu manusia dengan manusia lainnya. Pada dua tahun pertama usia anak, perkembangan otak begitu pesat. Pada saat usia anaak menginjak dua tahun, 80% ukuran otaknya sudah mendekati ukuran otak orang dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya pola pengasuhan anak sejak ini agar terbentuk dasar-dasar perkembangan pertumbuhan anak selanjutnya.

Anak memiliki perkembangan bahasa yang sangat menarik. Ada 3 hal yang menjadi strategi seorang anak memperoleh kemampuan bahasanya, yaitu dengan : meniru, mengulangi, dan merangkai kata-kata menjadi kalimat. Bercerita adalah salah satu strategi menambahkan kosakata pada anak dengan mengenalkan bahasa sejak dini saat masih bayi. Dengan sendirinya kebiasaan bercerita yang kita lakukan akan menumbuhkan kreatifitas bayi dalam perkembangan kemampuan bahasa yang dimilikinya.

Amankan Penggunaan Bedak Tabur Pada Bayi ?

Siapa yang tidak mengenal bedak bayi? Aroma dan teksturnya yang lembut membuat para orangtua dan perawat anak suka mengenakannya pada bayi mereka. Bahkan ada anggapan umum di kalangan masyarakat bahwa bayi belum bisa dikatakan segar bila belum tercium aroma bedak bayi dari tubuhnya. Tidak heran bila hampir semua bayi di Indonesia, mungkin juga termasuk Anda dan orang dewasa lainnya, pernah atau masih menggunakan bedak bayi dalam keseharian.

Efek Penggunaan Bedak Tabur dan Cara Penggunaannya

Bedak bayi memang dikenal dapat membuat kulit bayi tetap kering dan lembut serta beraroma harum. Ini dikarenakan bedak bayi mengandung bubuk talc yang tidak larut dalam air. Adapun aroma harum berasal dari penambahan zat pewangi. Namun sejumlah hasil penelitian di tahun 2010 yang menyebutkan efek negatif dari penggunaan bedak bayi menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat, terutama para orangtua dan perawat anak. MedlinePlus -media kesehatan di Amerika Serikat- menyebutkan bahwa partikel halus talc yang terhisap melalui saluran pernapasan dapat menyebabkan sesak napas, batuk, noda kebiruan pada kulit, diare, muntah, atau bahkan kanker paru-paru. Adalah asbestos yang secara alami terkandung dalam mineral talc disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya kanker paru-paru. Sebenarnya, pihak industri kosmetik sejak tahun 1970-an sudah berusaha untuk menghilangkan unsur asbestos pada mineral talc. Namun ada kemungkinan residu asbestos masih tertinggal pada produk akhir yang siap dipasarkan.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah aman menggunakan bedak bayi pada bayi saya? Mengingat adanya kemungkinan tertinggalnya residu seperti tersebut di atas, ada baiknya bila para orangtua maupun perawat anak untuk tidak terlalu sering menggunakan bedak bayi pada bayi mereka. Kalau pun Anda tetap ingin menggunakannya untuk menyamankan kulit bayi, sebaiknya bedak bayi tersebut dikeluarkan dan dioleskan terlebih dahulu ke telapak tangan Anda, baru kemudian dioleskan pada kulit bayi. Dengan demikian risiko terhirupnya debu partikel halus talc pada bedak bayi dapat diminimalisir. Usahakan untuk tidak berada di dekat bayi saat Anda mengeluarkan isi bedak bayi tersebut. Setelah digunakan, tutup rapat botol bedak bayi tersebut dan jauhkan dari jangkauan bayi ataupun anak-anak Anda.

By :
Free Blog Templates